Masuki Era Digital, Indonesia Perlu Tingkatkan Kemampuan SDM
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Indonesia perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Jika kemampuan SDM tidak ditingkatkan, mereka akan kesulitan menguasai teknologi dan meningkatkan kemampuan analisis yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida dalam sambutannya di Seminar Nasional HUT OJK ke-7 yang bertema Financial Sector 4.0, di Gedung Wisma Mulia 2, Jakarta, Selasa (13/11). "Terlebih dengan era digital ini pekerjaan-pekerjaan yang sederhana dan repetitif serta membutuhkan hasil presisi, berpotensi digantikan oleh mesin atau robot," kata Nurhaida.
Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari oleh berbagai macam industri sehingga kecepatan beradaptasi yang didukung dengan penerapan teknologi harus menjadi prioritas utama. Perusahaan yang tidak mau berubah, kinerjanya akan menurun bahkan dapat gulung tikar. Banyak perusahaan harus melakukan perubahan dengan memanfaatkan teknologi untuk bertahan di era digital ini. Beberapa dari perusahaan harus memanfaatkan teknologi robotik, artificial intelligence (AI) atau big data untuk dapat bertahan.
(Baca: Tiga Tantangan Industri Nasional Berkompetisi di Era Digital)
Menurut Nurhaida, semua itu memerlukan dukungan dalam bentuk kapasitas SDM yang memadai. Sayangnya, kapasitas SDM menjadi kendala di Indonesia karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018, sebesar 60% lebih angkatan kerja Indonesia berpendidikan di bawah SMP. Tingkat pendidikan yang rendah tersebut membuat masyarakat Indonesia kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi yang berkembang pesat.
Tidak hanya itu, rilis Human Capital Index (HCI) yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada Oktober lalu, menempatkan Indonesia dengan HCI sebesar 0,53 atau peringkat ke-87 dari 157 negara. HCI Indonesia berada di bawah Malaysia dengan nilai 0,62; Filipina 0,55; Thailand 0,60; dan Vietnam 0,67. "Ini tentu menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia," katanya.
Indonesia juga akan memperoleh puncak bonus demografi dengan 113 juta pekerja profesional pada 2030 mendatang. Saat ini, sudah 75 juta penduduk Indonesia yang masuk kategori kelas menengah. Namun, lebih dari 50 juta atau sekitar 70% dari para pengusaha mikro, kecil dan menengah tidak memiliki akses pendanaan melalui bank.
Nurhaida yakin, revolusi industri 4.0 dapat mengubah tatanan proses bisnis industri menjadi lebih efisien. Saat ini, muncul pesaing-pesaing baru dengan model bisnis inovatif yang menggunakan platform digital di pasar. Dengan adanya inovasi keuangan digital ini, Indonesia berpotensi besar untuk masuk dalam tujuh negara dengan ekonomi besar di dunia pada 2030. Lagi-lagi Nurhaida menekankan, hal itu hanya dapat terwujud jika kapasitas SDM Indonesia ditingkatkan.