Harga Minyak Brent Sentuh Level Terendah Sejak Desember 2017
Harga minyak jenis Brent pada Selasa (20/11) sempat menyentuh level terendah sejak Desember 2017. Salah satu pemicu penurunan harga emas hitam itu adalah pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Arab Saudi terkait dugaan terlibatnya putra mahkota terhadap pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Turki bulan lalu.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2019 pada awal sesi perdagangan Selasa (20/11) merosot US$ 61,71 per barel atau terendah sejak Desember 2017. Angka ini lebih rendah 3,7% dibandingkan posisi harga Brent pada Desember 2017 sebesar US$ 64,09 per barel.
Jika mengacu data pergerakan harga Brent 10 bulan terakhir, harganya bergerak fluktuatif. Sebagai contoh, pada 2 Januari 2018, Brent sempat menyentuh US$ 66,57 per barel. Lalu pernah mencapai US$ 79,80 per barel pada 23 Mei 2018. Adapun dalam 10 Bulan terakhir ini, Brent sempat berada di level puncak pada 3 Oktober 2018, yakni sebesar US$ 86,29 per barel.
Begitu juga dengan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019. Harganya selama sesi perdagangan sempat menyentuh US$ 52,77 per barel, terendah sejak Oktober 2017.
Harga WTI tersebut juga turun 24% dari harga WTI empat bulan terakhir. Pada Juli 2018, WTI sempat mencapai level US$ 70,58 per barel.
Pernyataan Presiden Trump yang membuat harga minyak jatuh, adalah Amerika Serikat akan tetap menjadi mitra setia Arab Saudi meskipun telah mengetahui Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Hal ini menjadi sentimen harga minyak di pasar global.
Tindakan Trump ini dinilai meredakan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan minyak di tengah meningkatnya ketegangan AS-Saudi. "Jika kami memutuskan hubungan dengan mereka, saya pikir harga minyak Anda akan naik," kata Trump kepada wartawan Selasa malam (20/11) mengutip Bloomberg, Rabu (21/11).
Namun pernyataan Trump itu menuai kritik sejumlah pihak. Salah satunya Senator Republik Lindsey Graham yang mengecam keputusan Trump. "Meski Arab Saudi adalah sekutu strategis, perilaku putra mahkota dalam berbagai cara telah menunjukkan tidak menghormati hubungan, " kata Lindsey.
(Baca: Pelemahan Rupiah dan Harga Minyak Merontokkan Harga Saham)
Adapun penurunan harga minyak itu terjadi jelang pertemuan Anggota OPEC di Wina, Austria 6 Desember mendatang. Para mitra OPEC bersiap untuk memangkas produksi sebanyak 1,4 juta barel per hari ketika mereka bertemu di Wina nanti.