Kementerian ESDM Ubah Formula Harga BBM Premium
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengubah formula harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium. Alasannya, formula yang digunakan saat ini dianggap tidak relevan lagi.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan formula harga yang baru harus menyesuaikan struktur biaya yang ada. Formula itu pun dibahas dalam rapat bersama Direktur Utama Pertamina Nicke Widyastuti dan Direktur Keuangan Pahala M. “Formulanya diubah," kata dia di Jakarta, Kamis (22/11).
Namun, Arcandra membantah perubahan formula harga ini untuk membantu keuangan Pertamina yang kerap rugi menjual BBM premium. Apalagi harga BBM premium tidak mengalami perubahan sejak April 2016.
Jadi, perubahan harga itu semata-mata agar harga BBM Premium lebih adil. "Yang fair saja," kata Arcandra.
Adapun saat ini harga di Premium di Jawa, Madura dan Bali (Non Jamali) adalah Rp 6.450 per liter. Sementara di Jamali harga premium adalah Rp. 6.550 per liter. Harga tersebut tidak mengalami perubahan harga sejak April 2016.
Untuk menentukan harga BBM Premium, pemerintah harus mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2018. Dalam aturan itu ada tiga pertimbangan sebelum menentukan harga Premium yakni kemampuan keuangan negara, kemampuan daya beli masyarakat, dan ekonomi riil dan sosial masyarakat.
Adapun dalam komponen pembentukan harga Premium setidaknya terdiri dari Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), biaya tambahan distribusi, margin pertamina, margin Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), komponen biaya distribusi dan penyimpanan.
(Baca: DPR Sebut Kementerian ESDM Teledor Soal Harga BBM Premium)
Di sisi lain, Arcandra mengaku pihaknya juga sudah merampungkan pembentukan formula harga baru untuk Solar dan Elpiji. Namun ia tidak merinci formula harga tersebut. Yang jelas formula harga baru Elpiji dan Solar itu sudah disampaikan ke Kementerian Keuangan dan belum diterapkan.
