Pembangunan PLTA Cisokan Terganjal Lahan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cisokan di Bandung, Jawa Barat masih terganjal lahan. Padahal, sebelumnya lahan ini sudah mendapatkan izin dari Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bandung Barat.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rahardjo Abumanan mengatakan pembangunan PLTA itu masih belum bisa dilaksanakan karena lahan tersebut sudah dikuasai pihak lain. “Padahal itu masih wilayah PLN," kata dia, di Jakarta, Rabu (28/11).
Adapun proyek ini dikerjakan perusahaan asal Korea Selatan DAELIM Industrial Co., perusahaan asal Italia ASTALDI (Italia), dan WIKA. PLTA Cisokan dapat beroperasi tahun 2024-2025.
Di PLTA tersebut, akan dibandung fasilitas pompa penampungan (pumped storage). Teknologi itu berfungsi memompa air dari bawah ke atas. Sehingga, tidak terpengaruh dengan pasokan air dari hulu.
"Jadi airnya ditampung kalau siang, malam dinakikin, dipakai untuk pembangkit. Jadi khusus malam saja, karena kebutuhan listrik meningkat," kata Djoko.
Teknologi ini pertama kalinya diterapkan di Indonesia. Selain PLTA Cisokan, akan ada PLTA di Cianjur, dan PLTA di Padalarang, Jawa Barat yang akan menggunakan teknologi pumped storage.
Dengan adanya teknologi, maka pasokan listrik dari PLTA bisa maksimal. Sehingga PLN bisa mengurangi pemakaian energi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas untuk pembangkit listrik. "Dengan adanya kita bisa mengurangi BBM dan gas," kata Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Syofvi Felienty Roekman.
(Baca: 32 Proyek Listrik Energi Terbarukan Belum Dapat Kejelasan Dana)
Adapun, nilai investasi untuk membangun PLTA Cisokan mencapai sekitar Rp 12 triliun. PLTA Cisokan tersebut memiliki kapasitas listrik 1.000 Megawatt (MW). Sebelumnya, PLN telah mendapatkan pendanaan dari Bank Dunia. Namun, Bank Dunia akhirnya mundur untuk memberikan pendanaan kepada PLN, karena adanya masalah lahan tersebut.
