Dua Penyebab Produksi Batu Bara Sulit Naik Tahun Depan

Image title
18 Desember 2018, 19:06
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu|KATADATA

Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) menilai produksi batu bara tahun depan akan sulit meningkat. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kepastian investasi terhadap kontrak-kontrak yang akan berakhir.

Ketua Umum APBI Pandu Patria Sjahrir mengatakan hingga kini pemerintah tidak juga mengeluarkan aturan mengenai perubahan kontrak dari Perjanjian Kontrak Pengusahaan Pertambangan Batu bara (PKP2B) ke Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). “Dengan ketidakpastian tersebut saya rasa akan sangat sulit untuk menaikan produksi tersebut secara shorterm," kata dia di Jakarta, Selasa (18/12).

Dalam periode tahun 2019 hingga 2026, ada delapan PKP2B Generasi I yang berakhir kontraknya. Mereka adalah PT Tanito Harum yang kontraknya akan habis pada 14 Januari 2019. Lalu, ada PT Arutmin Indonesia yang kontraknya berakhir 1 November 2020.

Kemudian ada PT Kendilo Coal Indonesia yang kontraknya habis 13 September 2021. Ada juga PT Kaltim Prima Coal yang PKP2B-nya berlaku hanya sampai 31 Desember 2021.

Perusahaan lainnya adalah PT Multi Harapan Utama yang habis kontrak 1 April 2022. PT Adaro Indonesia juga habis kontrak 1 Oktober 2022. PT Kideco Jaya Agung kontraknya hanya hingga 13 Maret 2023. PT Berau Coal yang masa kontraknya akan habis pada 26 April 2025

Penyebab lainnya adalah tidak adanya kepastian mengenai kebijakan kewajiban memasok batu bara ke domestik (Domestic Market Obligation/DMO). Adapun, pemerintah sedang mengavaluasi kebijakan DMO. “Januari harus diputuskan," kata Pandu, di Jakarta, Selasa (18/12).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...