Kemenperin Siapkan Rp 1,78 Triliun untuk Pendidikan Vokasi 2019

Michael Reily
19 Desember 2018, 17:29
Pendidikan Vokasi
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sejumlah siswa SMK Prakarya Internasional (PI) menguji coba lampu sein untuk mobil di SMK PI, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/9). Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan vokasi senilai Rp 17,2 triliun pada tahun 2019 sebagai bagian dari program revitalisasi pendidikan vokasi untuk peningkatan kualitas SDM dalam menghadapi dunia kerja.

Kementerian Perindustrian menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,78 triliun untuk program pendidikan vokasi industri pada tahun 2019. Target program ini adalah pengembangan kompetensi siswa dan pendidik di sekolah-sekolah kejuruan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, program ini merupakan andalan pemerintah untuk menyiapkan angkatan kerja. "Pembangunan tenaga kerja untuk mengantisipasi industri 4.0," kata Airlangga di Jakarta, Rabu (19/12).

Dia menjelaskan, program pertama berbasis kompetensi menuju dual system yang bakal terjadi di 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 politeknik, serta 2 Akademi Komunitas. Sebanyak 19.478 orang pelajar akan mengikuti program ini. Penyelenggaraan pendidikan vokasi industri dengan dual system bakal bekerja sama dengan Swiss.

Kedua, pembangunan Politkenik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten serta Politeknik Industri Agro di Lampuung. 

(Baca: Pemerintah Izinkan Pemda Buat Kurikulum SMK Sesuai Potensi Ekonomi)

Ketiga, pengembangan link and match juga bakal diarahkan di Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dengan total 2.600 SMK dan 750 industri. "Kami ingin pelajar SMK bisa langsung memenuhi kebutuhan industri," ujar Airlangga.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga bakal meningkatkan kompetensi 2 ribu guru produktif. Kemudian, persiapan fasilitas ahli untuk 100 pengajar SMK dan program diklat 3 in 1 untuk 72 ribu orang.

Pemerintah juga bakal membangun pusat riset dan inovasi yang disesuaikan dengan potensi industri di setiap kawasan. Contohnya, tekstil dan pakaian jadi di Bandung, sepatu di Yogyakarta, serta teknologi untuk manufaktur di Makassar. Sementara Denpasar akan difokuskan untuk big data center and analytic.

Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...