Kapolri: Aksi Terorisme Meningkat Selama 2018

Hari Widowati
27 Desember 2018, 16:45
Napi Mako Brimob
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Petugas kepolisian memasang garis polisi di depan rutan cabang Salemba seusai dilakukan penyergapan terhadap para tahanan teroris pascakerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5). Dalam penyergapan tersebut 155 tahanan teroris menyerah. Selanjutnya para tahanan teroris itu dibawa ke Lapas Nusakambangan.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan aksi terorisme sepanjang 2018 meningkat menjadi 17 aksi dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 12 aksi. Polri lebih mudah melakukan tindakan pencegahan setelah kasus Bom Surabaya dan adanya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Antiterorisme.

Hal tersebut diungkapkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2018 di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/12). "Kriminalisasi terhadap perbuatan awal ini bagus sehingga Polri bisa mencegah atau melakukan preemptive strike daripada menunggu ada barang bukti terlebih dahulu," ujar Tito.

Dengan UU Nomor 5 Tahun 2018, Polri berhasil mencegah teror sebelum menghadapi perhelatan besar Asian Games 2018, Asian Para-Games 2018, serta pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia. Polri menangkap 270 orang karena menebar ancaman teror. Polri telah mengetahui petanya sehingga saat Asian Games berlangsung, aksi teror jauh menurun.

Jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap selama 2018 sebanyak 396 orang. Sebanyak 141 orang ditindaklanjuti dengan penegakan hukum melalui sidang, penyidikan 204 orang, meninggal karena penegakan hukum 25 orang, meninggal karena bunuh diri 13 orang, divonis 12 orang, dan meninggal karena sakit satu orang.

Di sisi lain, jumlah personel Polri yang menjadi korban teror pun meningkat dibanding 2017. Korban gugur meningkat dari empat orang menjadi delapan sedangkan personel yang terluka dari 14 orang menjadi 23 orang. Namun, secara umum jumlah total kejahatan baik kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, dan yang berimplikasi kontijensi selama 2018 menurun dibandingkan 2017.

Beberapa kasus terorisme yang terjadi di 2018, antara lain kasus amuk narapidana dan tahanan kasus terorisme di Rumah Tahanan Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada 8 Mei 2018. Kemudian, teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur pada 13 Mei 2018.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...