Fintech Lending Bakal Makin Gencar Dekati Perbankan dan E-Commerce

Desy Setyowati
3 Januari 2019, 05:00
Amartha
Katadata/Desy Setyowati
Dari kiri: Peminjam Amartha, Ratna Nurhayati; CEO and Founder Amartha Andi Taufan Garuda Putra; Kepala Perizinan dan Pengawasan Fintech Direktorat Kelembagaan dan Produk Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Alvin Taulu; Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudistira dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (22/5).

Bukan lagi dipandang sebagai ancaman, perusahaan-perusahaan penyedia kredit online atau fintech lending diperkirakan bakal makin gencar berkolaborasi dengan perbankan. Kerja sama dengan fintech pembayaran dan e-commerce juga diprediksi bakal makin lazim terjadi tahun ini.

Ketua Harian Asosiasi Financial Technology (Aftech) Kuseryansyah saat ini beberapa kolaborasi telah berjalan. PT Bank Permata Tbk misalnya, menggandeng PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sebagai channeling. Bank Mayapada Tbk juga melakukan hal serupa melalui unit usahanya, PT Pohon Dana Indonesia (Pohon Dana).

Tahun ini, akan semakin banyak bank yang menyalurkan kredit tanpa agunan melalui fintech lending. "Pertumbuhan kolaborasi bisa naik dua hingga tiga kali lipat dibanding 2018," ujar Kuseryansyah kepada Katadata saat Silaturhami di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (2/1).

Sementara kolaborasi antara Industri Keuangan Digital (IKD) pun sudah terjadi. "Kolaborasi antara fintech lending dengan e-commerce akan semakin intensif (di 2019)," ujar Kuseryansyah.

(Baca: OJK Dorong Bank dan Asuransi Adopsi Empat Kode Etik Fintech Lending)

PT Dompet Anak Bangsa (Go-Pay) misalnya, menggandeng PT Mapan Global Reksa (Findaya) guna menyediakan PayLater untuk Go-Food, Go-Clean, dan Go-Massage. Lalu, PT Trinusa Travelindo (Traveloka) juga menggandeng PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas) untuk menyediakan pembayaran dengan cara mencicil. Adapula PT FinAccel Digital Indonesia (Kredivo) yang menyediakan layanan cicilan di e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Lazada, dan JD.ID.

Sebelumnya, hasil kajian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dengan Aftech) menunjukkan, bank bisa untung Rp 1,5 triliun bila berkolaborasi dengan fintech lending. Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyampaikan, pendapatan perbankan meningkat 0,8% setiap tahunnya bila berkolaborasi dengan fintech lending. "Itu kalau diuangkan senilai Rp 1,5 triliun," kata dia.

Ia mengatakan, perhitungan dampak tersebut berdasarkan data OJK. Keuntungan itu diperoleh karena fintech mengurangi biaya penilaian kredit (credit scoring) di bank menggunakan teknologi seperti mesin pembelajar (machine learning). Biaya untuk merekrut pegawai juga berkurang. "Masih kecil memang, tapi starting point yang bagus menggambarkan (fintech) bukan substitusi," ujarnya.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...