Mentan Launching Santri Tani Milenial
Sebanyak 15 ribu santri dari seluruh Indonesia mengikuti dialog dan berlatih agribisnis agar bisa menerapkan praktik usaha modern pertanian dari hulu ke hilir. Dalam kegiatan yang dinamai Launching Santri Tani Milenial ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan ini adalah upaya serius Kementan untuk regenerasi SDM sektor pertanian. Regenerasi penting mengingat kebutuhan pangan masa depan akan makin besar seiring laju pertumbuhan penduduk, sementara pekerja sektor pertanian turun dan diisi petani senior. Mentan menyebut kini ada energi baru dari empat juta santri milenial.
“Kita sudah buat peraturan agar mereka bisa akses langsung ke Kementerian tanpa prosedur yang berbelit. Salah satu bantuan adalah kita alokasikan satu juta ayam untuk seluruh pesantren," kata Amran di Lapangan Pasar Munding, Desa Kamulyaan, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya pada Jumat (26/1). Menggerakkan santri milenial kata Amran adalah pilihan strategis untuk regenerasi dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Kementan memberikan bantuan langsung benih unggul untuk padi, jagung, dan tanaman hortikultura, bantuan ternak berupa 102 ekor sapi, 500 ekor kambing/domba, dan 10.000 ekor ayam, serta bantuan alat mesin pertanian (alsintan) 10 trakktor tangan. Jumlah ini masih terus berkembang, karena kementan terus mendata potensi pesantren-pesantren yang ada.
"Kegiatan ini tidak sekadar seremonial karena bantuan dan pelatihan yang dilakukan kongkrit dan akan dimonitoring oleh unit-unit pelaksana teknis," papar Amran. Harapannya, pesantren bisa mendorong produktivitas pertanian dan menghasilkan banyak entrepreneur pertanian.
Pelibatan para santri sebagai bagian dari program yang lebih besar, yakni gerakan satu juta petani milenial, program prioritas membangun manusia Indonesia di 2019. Badan Penyuluhan dan Pengambangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengungkapkan para petani milenial tergabung dalam 40.000 kelompok petani. Mereka tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dimulai dari Aceh sampai ke Papua, dan dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
"Jumlah petani milenial setiap provinsi berbeda-beda berdasarkan jumlah petani yang tergolong ke dalam usia milenial yaitu, 19 – 39 tahun. Atau, petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan," kata Kepala BPPSDMP Momon Rusmono.
Wirausaha Santri dan Kemandirian Pesantren
Sebelum membuka acara Santri Tani Milenial, Menteri Amran melihat pelatihan pertanian untuk para santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda. Amran betinteraksi langsung dengan sejumlah santri yang antusias mengikuti pelatihan pengoperasian Alsintan di sawah, hingga pelatihan peternakan sapi, domba, dan ayam.
Tak hanya teori, para santri tersebut langsung menerapkan ilmunya. Sejak berdiri pada pertengahan 1960-an, para santri di pesantren Miftahul Huda telah terbiasa memenuhi kebutuhan 4.000 santrinya dengan bertani. "Dari lebih dari 30 hektare lebih lahan milik pesantren, setengahnya adalah lahan pertanian dan sudah dikembangkan untuk sawah, kebun untuk bawang, buncis hingga cabai, juga peternakan, hingga lahan hidroponik untuk sayuran," kata pimpinan pesantren Miftahul Huda, K.H. Asep Maoshul Affandy.
Asep menyambut baik langkah Kementan memberdayakan santri untuk sektor pertanian. Menurutnya, banyak pesantren yang sudah memperkenalkan pertanian kepada santrinya bahkan menjadikan pertanian sebagai usaha pemenuhan kebutuhan pesantren. Namun, akan lebih terarah jika ditopang dengan pelatihan dan bantuan dari pemerintah.
"Bukan sekadar ilmu pengetahuan, tapi langkah nyata meningkatkan kesadaran, minat, dan bekal berwirausaha tani saat kembali ke masyarakat," tutur Asep.
Kabupaten Tasikmalaya dipilih sebagai lokasi peluncuran gerakan santri tani milenial karena selain memiliki banyak pesantren, juga merupakan sentra pertanian produktif. Pada 2017, Tasikmalaya memiliki luasan lahan untuk pertanaman padi sebesar 128.589 hektare dan lahan kering untuk pertanaman sayuran sebesar 26.570 hektare. Produksi padi di Kabupaten Tasikmalaya pada periode tersebut sebesar 823.818 ton sementara sayuran bervariasi.
Launching Santri Tani Milenial juga dihadiri oleh Anggota DPR RI, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Razhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, sejumlah pimpinan pondok pesantren se-Indonesia. Ada juga perwakilan berbagai kementerian,dan mitra strategis dari perusahaan perbankan, serta kelompok tani.