Meski Investor Optimistis, Bursa Saham Februari Diprediksi Bearish

Happy Fajrian
6 Februari 2019, 11:00
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA

Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memprediksi tren pasar saham Indonesia pada Februari ini masih menurun (bearish). KMSI menilai optimisme investor semakin membaik, namun hal tersebut belum mengubah tren bearish pasar saham yang telah berlangsung sejak Februari tahun lalu.

Berdasarkan model yang dikembangkan Katadata Insight Center (KIC) dalam memperhitungkan KMSI, probabilitas terjadinya tren bullish (naik) pada pasar saham untuk periode Februari 2019 naik menjadi 2,33% dari sebesar 1,33% pada periode Januari 2019.

Naiknya probabilitas tersebut didorong oleh beberapa indikator makro ekonomi yang mulai menunjukkan perbaikan, seperti inflasi 2018 yang terjaga pada level 3,13%, di bawah target asumsi APBN 2018 sebesar 3,5%. Rendahnya inflasi diikuti naiknya penjualan mobil periode Desember 2018 sebesar 6,65% dan penjualan motor naik 8,90% secara tahunan yang menunjukkan membaiknya daya beli masyarakat.

(Baca: IHSG Menguat Seiring Optimisme Perang Dagang Mereda)

KMSI Februari 2019
KMSI Februari 2019 (Katadata Insight Center (KIC))

Beberapa sentimen lainnya dari perkembangan ekonomi global sebenarnya menjadi sentimen positif yang mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,46% sepanjang Januari 2019, yakni dari 6.194,49 pada penutupan Desember 2018 menjadi 6.532,97 pada akhir Januari.

Beberapa sentimen tersebut di antaranya penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan kemajuan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok, serta harapan terjadinya amandemen Cooper dalam Brexit sempat menyuntikkan optimisme terhadap pelaku pasar saham sehingga IHSG pun terangkat.

Namun, KMSI menilai sentimen-sentimen tersebut belum mampu menggerakkan indikator ekonomi lainnya. Kondisi perekonomian global masih berpotensi mengoreksi IHSG sepanjang Februari ini, terlebih lagi harga minyak mentah dunia masih berfluktuasi secara tajam. Harga minyak jenis Brent naik dari US$ 53 per barel pada akhir 2018 menjadi US$ 62 pada akhir Januari.

(Baca: IHSG Berpotensi Lewati Level Tertinggi Sepanjang Masa Pekan Ini)

Kenaikan harga minyak ini juga diikuti dengan selisih imbal hasil US Treasury berjangka waktu 10 tahun dengan imbal hasil berjangka waktu 1 tahun yang tipis.

"Kondisi-kondisi perekonomian global tersebut masih membayangi dan berpotensi mengoreksi IHSG Februari 2019. Upaya IHSG memasuki periode bullish sepertinya masih tersendat-sendat," kata tim analis Katadata yang dibantu oleh panel ahli KIC -Kepala Danareksa Research Institute Damhuri Nasution dan Visiting Associate Professor di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Tokyo, Wahyu Prasetyawan.

Hasil riset Katadata Market Sentiment Index akan diperbarui setiap bulan dan dapat diunduh di sini

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...