10 Saham Tercuan Pekan Enam, Saham Smartfren Naik Hingga 56%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,26% pada perdagangan saham pekan keenam di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan koreksi tersebut, tren kinerja positif IHSG sejak awal tahun ini harus berakhir. Kendati demikian, sejumlah saham berhasil melawan arus koreksi indeks dan meraih keuntungan tinggi.
Investor yang memegang saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sepantasnya berbunga-bunga. Saham FREN yang mereka miliki harganya naik hingga 55,88% selama empat hari perdagangan kemarin, yaitu dari Rp 136 per saham menjadi Rp 212 per saham. Saham FREN menjadi saham terbaik pada pekan keenam dengan persentase kenaikan tertinggi.
Otoritas bursa pun sempat meminta penjelasan dari Smartfren terkait kenaikan harga sahamnya tersebut, namun mereka menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya aktivitas yang di luar kebiasaan serta tidak melakukan aksi korporasi apapun yang menyebabkan kenaikan harga sahamnya tersebut. Dengan kata lain, kenaikan harga saham FREN murni karena mekanisme pasar.
(Baca: Laju Positif Terhenti, IHSG Terkoreksi 0,26% Sepanjang Pekan Keenam)
Memang, beberapa waktu lalu, pelanggan Smartfren mengalami peningkatan setelah pemerintah mencabut izin usaha Bolt, yang membuat pelanggan Bolt beralih menggunakan layanan internet milik Smartfren.
Sama halnya dengan saham PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) yang harganya naik hingga 50,51% dari Rp 99 per saham menjadi Rp 149, serta PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang naik 47,69% dari Rp 260 menjadi Rp 384 per saham.
Kenaikan harga kedua saham tersebut tidak dipengaruhi oleh keputusan investasi para pemegang sahamnya atau aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan. Artinya, pergerakan harga kedua saham tersebut murni mekanisme pasar.
Bahkan harga saham WIIM telah melesat naik secara signifikan sejak awal tahun ini, hingga otoritas bursa melabeli saham WIIM sebagai saham UMA atau unusual market activities karena sepanjang tahun ini harga saham WIIM telah melesat naik hingga 159,57%.
(Baca: Otoritas Bursa Pantau Saham Dua Emiten karena Harganya Bergerak Liar)
Pada posisi keempat ada saham PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) yang harganya naik 45,24% dari Rp 252 menjadi Rp 366 per saham. Kenaikan harga saham SQMI dipengaruhi ekspektasi positif investor terhadap bisnis Renuka Coalindo yang akan mulai memproduksi emas pada pertengahan tahun ini.
Rencana tersebut disampaikan pada public expose yang dilakukan pada pengujung Januari 2019 kemarin. Direktur Independen SQMI Irwan Darmawan mengatakan saat ini progres pembangunan pabrik pengolahan 1 dengan kapasitas 500 ton ore per hari atau 38.482 troy ounce per tahun ini sudah mencapai 70%.
Tahun ini Renuka Coalindo menargetkan akan memproduksi sebesar 19.000 troy oz emas. Dari penjualan emas tersebut, Renuka diperkirakan akan meraup pendapatan sebesar US$ 24,7 juta. Selain itu mereka juga berencana akan menambah kapasitas produksi 500 ton ore menjadi 1.500 ton ore emas per hari.
Pada posisi kelima ada saham PT Metro Realty Tbk (MTSM) yang melesat naik 44,58% dari Rp 166 menjadi Rp 240 per saham. Sama seperti saham FREN, CAKK, dan WIIM, kenaikan harga saham Metro Realty juga murni karena mekanisme pasar.
(Baca: Garap 100 Proyek, PP Targetkan Pendapatan Usaha Rp 30 Triliun)
10 Saham Paling Cuan Pekan Keenam
Nama Saham | Harga Awal (Rp) | Harga Akhir (Rp) | % Perubahan |
Smartfren Telecom Tbk (FREN) | 136 | 212 | 55,88 |
Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) | 99 | 149 | 50,51 |
Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) | 260 | 384 | 47,69 |
Renuka Coalindo Tbk (SQMI) | 252 | 366 | 45,24 |
Metro Realty Tbk (MTSM) | 166 | 240 | 44,58 |
Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) | 184 | 260 | 41,30 |
Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) | 334 | 466 | 39,52 |
Dharma Samudra Fishing Industries Tbk (DSFI) | 102 | 140 | 37,25 |
Alkindo Naratama Tbk (ALDO) | 670 | 880 | 31,34 |
KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) | 300 | 392 | 30,67 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)