Perjalanan Lima Dekade Bisnis Studio Rekaman Sebelum 1990

Dini Hariyanti
11 Februari 2019, 20:02
Tahun Baru
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang penyanyi tampil dalam acara merayakan tahun baru di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat (31/12). Mereka bersama-sama merayakan malam pergantian tahun.

Digitalisasi teknologi turut mengubah aktivitas bisnis di bidang permusikan. Konsumen meninggalkan perangkat konvensional seperti kaset dan semakin mengandalkan platform pemutar musik digital.

Drummer Grup Musik PAS Band Sandy Andarusman menyatakan, musisi sekarang tak lagi berharap kepada saluran penjualan karya melalui toko musik. "Sekarang eranya sudah digital. Kepada toko dan label musik, kami tidak banyak berharap lagi," ucapnya kepada Katadata.co.id, Senin (11/2).

Perusahaan rekaman beradaptasi. Salah satu label tertua di Tanah Air yang terus bertahan adalah Lokananta. (Baca juga: Slank Tambah Panjang Daftar Musisi yang Rekaman di Studio Tertua)

Kilas balik perjalanan industri musik nasional tak bisa melepaskan peran Lokananta di Surakarta, Jawa Tengah. Tapi, sebelum label milik pemerintah ini beroperasi pada era 1950-an, sudah ada usaha swasta yang lebih dulu berkiprah yaitu Tio Tek Hong.

1. Era 1940-an

Dokumen Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terkait rencana pengembangan industri musik nasional menyebutkan, perusahaan rekaman Tio Tek Hong yang berlokasi di Batavia alias DKI Jakarta itu beroperasi sejak 1940.

Studio tersebut merekam lagu-lagu penyanyi Indonesia pada masa Perang Dunia kedua. Pada saat itu, jenis musik yang beredar sebagian besar keroncong, gambus, dan juga lagu-lagu bernafaskan kebangsaan.

2. Era 1950-an

Pada masa ini, genre musik bergeser ke pop. Kondisi ini seiring dengan kemunculan beberapa label rekaman swasta yaitu Dimita, Remaco, Nirwana, TOP, Eterna, dan Contessa. (Baca juga: DPR: Pembahasan RUU Permusikan Tidak Tuntas Tahun Ini

Bing Slamet, Titiek Puspa, Rachmat Kartolo, Nien Lesmana, Koes Plus, dan Panbers termasuk musisi Tanah Air yang pertama-tama masuk dapur rekaman. Pada era 1950-an, Lokananta fokus merilis lagu kedaerahan sembari memproduksi dan menduplikasi piringan hitam.

3. Era 1960-an

Memasuki 1960, beberapa label rekaman baru hadir, seperti Hins Collection dan Akurama. Pada tahun-tahun ini juga terjadi perkembangan medium rekaman. Piringan hitam dengan harga relatif mahal tergeser kehadiran kaset.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Rizka Gusti Anggraini
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...