Prabowo Kritik Infrastruktur Mubazir, Menhub: Apa Mau Seperti Jakarta?
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menganggap wajar kondisi infrastruktur perhubungan yang baru dibangun namun belum banyak digunakan masyarakat saat ini. Sebab, masyarakat sedang dalam mas aperalihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Penjelasan tersebut menanggapi kritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang menyebut proyek Light Rail Transit (LRT) dan Bandara Kertajati seperti monumen karena tak digunakan banyak masyarakat setelah dibangun.
Mengenai pembangunan kereta ringan di Palembang, Budi menyatakan pemerintah tidak ingin membangun prasarana transportasi setelah kota tersebut telanjur padat oleh kendaraan. Sebab, akan berujung pada kemacetan. Contoh kota yang baru ada pembangunan transportasi massal adalah Jakarta.
"Apa mau Palembang seperti Jakarta ? Kan tidak begitu, kalau bisa kota ditata sebelum mengalami kemacetan," kata Budi Karya di Jakarta, Selasa (19/2).
(Baca: Prabowo Kritik Infrastruktur, Jokowi: Teruskan Demi Daya Saing)
Sementara terkait pembangunan infrastruktur proyek bandara, Budi juga mengatakan dalam lima hingga 10 tahun mendatang, Bandara Kertajati, bersama pelabuhan Patimban dan wilayah Cirebon akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Apalagi tiga titik ini berlokasi di wilayah yang berdampingan yakni Subang, Majalengka, dan Cirebon.
"Bayangkan, nanti ada pelabuhan 7 juta TEUs, pasti banyak permintaan tempat tinggal, penerbangan internasional, dan industri yang padat modal," kata Budi.
Karenanya, dia memprediksi jumlah penumpang yang terbang dari dan ke Bandara Kertajati akan meningkat signifikan begitu tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) beroperasi. Namun dia berharap ke depannya Bandara Husen Sastranegara di Bandung tetap berfungsi untuk melayani penerbangan jarak dekat.
"Berangsur-angsur akan kami pindahkan (penerbangan)," kata Budi.
Sore tadi, Budi juga menghadiri rapat koordinasi teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub. Dalam rapat dia menginginkan seluruh eselon I melibatkan dunia pendidikan dalam mengkaji studi tentang kebijakan transportasi. Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini berharap dengan adanya kolaborasi dengan dunia pendidikan maka akan ada ide berkualitas dalam pembangunan sektor transportasi.
(Baca: Ridwan Kamil Dukung Perpanjangan Runway Bandara Kertajati)
"Saya berpikir tidak boleh Direktur Jenderal Perkeretaapian hanya berpikir sendiri tentang apa yang dilakukan dengan hanya bertemu konsultan," katanya.
Dalam debat Calon Presiden akhir pekan kemarin, Prabowo Subianto mengkritik pembangunan infrastruktur yang kurang efisien lantaran dibangun secara tergesa-gesa dan tanpa feasibility study. Petahana Joko Widodo (Jokowi) menepis kritik tersebut dan akan meneruskan pembangunan infrastruktur demi meningkatkan daya saing Indonesia. Ia mencontohkan proyek light rail transit (LRT) Palembang dan Bandara Internasional Kertajati yang sepi penumpang.
"Tim Pak Jokowi bekerjanya kurang efisien, banyak infrastruktur dikerjakan dengan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar. Akibatnya, banyak proyek infrastruktur yang tidak efisien, rugi," kata Prabowo.