Riset Morgan Stanley Ungkap Ketatnya Persaingan OVO dan Go-Pay
Hasil riset Morgan Stanley menyebutkan, financial technology (fintech) pembayaran PT Dompet Anak Bangsa (Go-Pay) dan PT Visionet Internasional (OVO) paling dikenal di Indonesia. Namun, penggunaan (use case) OVO lebih tinggi ketimbang Go-Pay.
Survei tersebut dilakukan terhadap 727 pengguna fintech pembayaran, yang berpendapatan menengah ke atas di beberapa kota di Indonesia pada Oktober 2018. Sebanyak 86% responden mengenal Go-Pay dan OVO.
Namun, sebanyak 73% responden menggunakan OVO dan 71% memakai Go-Pay. "Kami akan terus mengedukasi dan melakukan sosialisasi mengenai berbagai kelebihan bertransaksi secara non tunai," ujar Direktur OVO Harianto Gunawan kepada Katadata, Senin (25/2).
Adapun OVO sudah menggaet lebih dari 500 ribu mitra di lebih dari 300 kota di Indonesia. Harianto menyebutkan, pertumbuhan basis pengguna OVO mencapai lebih dari 400% secara tahunan (year on year/yoy).
(Baca: Dikabarkan Jadi Unicorn, OVO Fokus Tingkatkan Transaksi)
Sementara itu, Head of Corporate Communications Go-Pay Winny Triswandhani optimistis layanan pembayarannya bisa bersaing ketat. Toh, hasil riset dari Dailysocial dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Financial Times, dan YouGov pada akhir 2018 lalu menyebutkan bahwa Go-Pay paling banyak digunakan di Indonesia.
Laporan Fintech 2018 DailySocial misalnya, sebanyak 79,4% dari 1.419 responden menggunakan Go-Pay. “Kami fokus untuk terus memperlebar jangkauan kami, agar masyarakat Indonesia dapat menikmati transaksi non tunai, termasuk piramida terbawah sekalipun,” ujar Winny.