Kementan Lepas Ekspor Manggis ke Tiongkok 3.010 Ton
Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melepas ekspor buah manggis. Kali ini manggis dari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 3.010 ton.
Pelepasan ekspor dilakukan Sekretaris Jenderal Kemetan, Syukur Iwantoro pada acara Temu Teknis Penyuluh dan Petani Andalan bertempat di Tajug Gede Cilodong, Desa Cibungur, Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Agenda yang mengusung tema “Temu Teknis Penyuluh dan Petani untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju dan Makmur” ini, menghadirkan 10.000 petani. Hadir pula para penyuluh, santri tani, siswa SMK Pertanian, dan mahasiswa perguruan tinggi pertanian dari 5 Kabupaten di Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Subang, Cianjur, Karawang, dan Indramayu.
Jajaran kementerian pertanian dan dinas hadir, Dirjen Hortikulttura Suwandi, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, Sekretaris Daerah Purwakarta, Ius Permana, dan Kepala Dinas Pertanian Purwakarta Agus R Suherlan.
Syukur mengatakan manggis merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia.
"Ekspor manggis kita luar biasa. Di tahun 2013 ekspornya hanya 7 ribu ton, namun di 2018 naik menjadi 39 ribu ton, naik sebanyak 400,2 persen. Sebanyak 40 persen total ekspor, manggisnya berasal dari Jawa Barat," papar Syukur usai melepas ekspor manggis.
Sentra produksi manggis Jawa Barat di antaranya Purwakarta, Subang, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Sedangkan negara tujuan ekspor adalah China, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia dan beberapa negara Asean.
"Target ekspor ke depannya terus kita tingkatkan. Kalau bisa kita kalahkan Thailand, karena lahan kita luas, tinggal kita tingkatkan intensifikasi dan peningkatan produksi juga replanting," sebutnya.
Syukur menjelaskan dalam program replanting pohon manggis ini Kementan memberikan bantuan bibit unggul hasil pengembangan Badan Litbang. Di Kabupaten Purwakarta bantuan bibit manggis sebanyak 3.500 pohon. Kementan akan membagikan bibit untuk petani milenial, sehingga mereka tidak hanya mengekspor, tetapi juga menanam. "Ke depan aku mengubah secara bertahap, hutan manggis menjadi kebun manggis," jelasnya.
Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menambahkan berbagai kebijakan dan kemudahan perizinan telah mendongkrak ekspor hortikuktura.
"Khusus untuk ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton atau naik 324 persen dari 2017 sebesar 9.167 ton, bahkan nilai ekspor manggis 2018 Rp 474 miliar atau naik 778 persen dari 2017," ujarnya.
Menurut Suwandi, kunci peningkatan ekspor manggis ada pada peningkatan mutu produk hortikultura dan perluasan pasar hingga ekspor dapat digenjot. Upaya peningkatan mutu dilakukan dengan cara pembinaan kebun kebun, meningkatkan kualitas manggis, pengendalian OPT, serta penanganan pasca panen, dan packaging yang memenuhi standar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Purwakarta, Agus R Suherlan mengatakan Kabupaten Purwakarta memiliki topografi bervariasi dengan lima kecamatan sentra sayuran dan buah-buahan yakni Wanayasa, Pondok Salam, Kiara Pedes, Bojong dan Darandang.
"Di Purwakarta sudah ada beberapa eksportir, ini yang akan memberikan kemudahan bagi petani. Contohnya manggis, bulan Februari akan panen sekitar 50 ribu ton,” kata Agus.
Luas lahan manggis di Purwakarta mencapai 1.400 hektar, tersebar di lima kecamatan. Harga menurut Agus juag makin bagus berkat adanya dua eksportir peserta dua unit packaging house. Untuk ekspor harga manggis mencapai 28 ribu per kilogram. Manggis yang ekspor ini merupakan hasil budidaya dari petani millenial, di antaranya Dede Mulyana dari Kelompok Tani Tirta Surya Pertiwi dan Wawan Juhyar dari Kelompok Tani Wargi Mukti.
“Semangat saya petani semakin membara sekarang sudah bisa kerjasama dengan perusahan untuk ekspor. Alhamdulilah,” kata Dede Mulyana.