Citilink Angkut 15 Juta Penumpang Sepanjang 2018, Melonjak 22%
Maskapai berbiaya hemat (Low Cost Carriers/LCC) PT Citilink Indonesia mencetak kenaikan jumlah penumpang sepanjang 2018. Menurut data perusahaan, Citilink telah menerbangkan sekitar 15 juta penumpang sepanjang tahun lalu. Angka ini naik 22% dibanding tahun sebelumnya sebesar 12,3 juta penumpang.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo mengatakan peningkatan jumlah penumpamg tahun lalu sejalan dengan rata-rata tingkat keterisian penumpang (Seat Load Factor – SLF) pada setiap penerbangan. Hingga Februari 2019, SLF perusahaan telah mencapai lebih dari 80% dengan tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance - OTP) psebesar 91,7%.
(Baca: Garuda, Sriwijaya Air dan Citilink Kompak Turunkan Harga Tiket 20% )
Julianda menyebut, capaian tersebut tergolong baik. Sebab, kuartal I biasanya merupakan periode terlemah dalam industri penerbangan .
"Kami optimistis bisa mencapai kinerja yang baik di kuartal I yang umumnya kuartal lemah. Untuk tahun ini, Citilink Indonesia juga optimis dapat mencapai target 18 juta penumpang," kata Julaindra dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (4/3).
Seiring kinerja positif tahun lalu, Citilink Indonesia mencatatkan kenaikan market share menjadi sebesar 14,29% pada 2018 dibanding 2017 sebesar 12,62%. Perolehan tersebut merupakan yang tertinggi kedua di kelas LCC domestik.
Menurut data dari Centre for Aviation (CAPA), Citilink Indonesia merupakan maskapai LCC terbesar kedua di Indonesia dengan kekuatan armada sebanyak 61 pesawat.
(Baca: Citilink Buka Kemungkinan Mengkaji Ulang Tarif Kargo Pesawat)
Terkait ekspansinya tahun ini, Juliandra menjelaskan Citilink akan terus membuka berbagai rute baru, baik rute internasional lainnya di Asia maupun domestik khususnya di kota lapis kedua.
Perusahaan juga menyatakan akan menambah frekuensi di rute-rute yang potensial guna mengakomodir kebutuhan dan harapan pelanggan yang ingin bepergian dengan lebih nyaman, juga cepat dan efisien.
Adapun ekspansi tersebut juga akan diperkuat dengan tambahan jumlah armada. Pada 2019, Citilink menargetkan pengoperasian sebanyak 70 pesawat yang terdiri dari pesawat Airbus A320, ATR 72-600 dan beberapa pesawat berbadan lebar.
Kerja Sama Strategis
Sedangkan terkait dengan rencana kerjasama strategis, Juliandra menegaskan bahwa belum ada arahan dari pemegang saham Citilink, baik Garuda Indonesia maupun Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) untuk menggandeng mitra strategis dalam pengembangan usaha untuk rencana jangka panjangnya.
Sebelumnya, AirAsia Indonesia sempat menyatakan minat untuk menjajaki peluang kerja sama dengan induk usaha Citilink yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), sejalan dengan keunggulan yang dimiliki masing-masing maskapai.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengatakan, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan Garuda Indonesia karena perusahan pelat merah itu dinilai memiliki keunggulan di pasar domestik. Sementara itu, AirAsia merupakan maskapai penyumbang jumlah penumpang internasional terbesar di Indonesia.
Namun, menurut dia, pembicaraan yang berlangsung masih dalam tahap awal sehingga belum ada keputusan final terkait kerja sama itu. "Kami terbuka dengan berbagai bentuk kerja sama yang dapat mendukung perkembangan industri ini," kata Dendy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/12).
(Baca: AirAsia Lirik Peluang Kerja Sama Operasional dengan Garuda Indonesia)
Dikonfirmasi secara terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra pun tak menampik perihal penjajakan kerja sama itu. Senada dengan Dendy, dia menyatakan penjajakan tersebut baru sampai tahap pembicaraan.
"Ya mereka minta KSO dengan kami, tapi kami belum bicarakan detailnya," kata Ari di Jakarta.
Ari mengatakan, perusahaan belum mengkaji lebih jauh penawaran kerja sama tersebut. Namun, dia mengakui, AirAsia saat ini masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar pada rute internasional. Dengan potensi yang besar ini, Garuda juga membuka kemungkinan menyinergikan kerja sama tersebut dengan anak usahanya, PT Citilink Indonesia.
"AirAsia ini kuat di (penerbangan) internasional, jadi mungkin kami akan support juga untuk Citilink, kami tetap terbuka saja," ungkapnya