Tips Menyiapkan Dana Pensiun untuk Milenial

Hari Widowati
5 April 2019, 11:48
Beberapa siswa berfoto dengan latar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2).
ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa
Generasi milenial disarankan berinvestasi pada aset berkembang, seperti saham, reksa dana, dan properti untuk menyiapkan dana pensiun di kemudian hari.

Dana pensiun belum menjadi prioritas bagi generasi milenial. Padahal, dana pensiun perlu disiapkan sejak dini agar milenial bisa hidup kaya dan sejahtera di usia tua. Caranya, milenial dapat menyisihkan sebagian aset untuk diinvestasikan pada aset yang berkembang, seperti reksa dana saham dan properti.

Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengatakan resep atau rumus sederhana investasi adalah 100 dikurangi umur. Hal ini merupakan strategi umum para investor untuk mengukur besarnya alokasi aset yang harus ditempatkan pada aset berkembang. Bahkan, di negara-negara maju digunakan rumus 110 dikurangi umur. Pasalnya, investasi pada obligasi negara dan instrumen pasar uang di negara-negara maju memberikan imbal hasil yang rendah.

Advertisement

Investasi pada aset yang berkembang dinilai memberikan imbal hasil lebih tinggi, apalagi jika dilakukan dalam jangka panjang. Budi mengungkapkan, masyarakat Indonesia cenderung menjadi kelompok penabung (savers) bukan investor. “Deposito masih menjadi pilihan mayoritas masyarakat Indonesia. Padahal, deposito kurang memberikan efek pertumbuhan, tidak juga memberi perlindungan terhadap inflasi," kata penggagas 'Investasi ala Nabi Yusuf' ini.

Selama sepuluh tahun terakhir, rata-rata total imbal hasil aset saham yang diukur berdasarkan capital gain dan dividen atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 18,9% per tahun. Imbal hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi dalam satu dekade terakhir sebesar 4,7% per tahun. "Laju pertumbuhan aset saham itu memungkinkan investor menggandakan pokok investasi hanya dalam empat tahun," ujar Budi.

(Baca: Berhenti Konsumtif, Milenial Didorong untuk Mulai Investasi)

Ia memberikan ilustrasi penerapan rumus investasi 100 dikurangi umur ini. Adi berusia 30 tahun dengan pendapatan Rp 10 juta per bulan. Rumus itu menyarankan sekitar 70% dari total aset Adi dialokasikan dalam bentuk properti melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan reksa dana saham yang diakumulasi secara berkala.

Jika Adi memilih properti sebagai set jangka panjang yang akan ditinggali, sebaiknya cicilan KPR dibatasi maksimal 30% dari aset atau Rp 3 juta. Untuk investasi di reksa dana saham, Budi menyarankan sebesar 2,5% dari pendapatan. Hal ini sesuai dengan saran David Bach, penulis buku laris Automatic Millionaire.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement