Total Kerugian Akibat Investasi Bodong Rp 88,8 Triliun dalam 10 Tahun

Cindy Mutia Annur
5 April 2019, 17:46
satgas waspada investasi
Cindy Mutia Annur/Katadata
Acara sosialisasi Satgas Waspada Investasi Ilegal di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/4).

Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi mencatat, total kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 88,8 triliun dalam 10 tahun atau sejak 2008 hingga 2018. Total kerugian itu belum memperhitungkan kasus terkait financial technology (fintech) pinjaman (lending) maupun bursa mata uang virtual (cryptocurrency) ilegal.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing mengatakan, penyebab utama maraknya investasi bodong karena banyak masyarakat yang mudah tergiur dengan bunga tinggi. Ditambah lagi, perusahaan atau entitas investasi bodong kerap menggunakan tokoh masyarakat seperti tokoh agama dan selebriti dalam memasarkan instrumen investasinya. 

"Bukan pengaruh tingkat pendidikan, karena yang berpendidikan juga kena tipu,” kata dia dalam acara Sosialisasi Satuan Tugas Waspada Investasi Ilegal di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/4).

(Baca: Satgas Waspada Investasi Dorong Investor Angon.id Lapor Polisi)

Tongam tak memerinci kerugian sebesar Rp 88,8 triliun selama 10 tahun tersebut disebabkan oleh berapa banyak entitas/perusahaan investasi bodong. Namun, sebagai gambaran, Satgas Waspada Investasi telah memblokir 47 entitas investasi ilegal sepanjang tahun ini saja.

Setidaknya ada empat kasus investasi bodong yang cukup besar di Indonesia dalam kurun waktu satu dekade belakangan. Pertama, Pandawa Group yang telah menipu 549 ribu korban dan menyebabkan kerugian Rp 3,8 triliun. Kedua, empat travel umrah dengan 164.757 ribu korban dan kerugian sebesar Rp 3,04 triliun. 

Ketiga, kasus PT Cakra Buana Sukses Indonesia yang telah menipu 170 ribu korban dan kerugian sebesar Rp 1, 6 triliun. Keempat, kasus Dream Freedom dengan 700 ribu korban dengan kerugian Rp 3,5 triliun.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...