Blue Bird Gelontorkan Rp 40 Miliar Untuk Datangkan Mobil Listrik
PT Blue Bird Tbk (Blue Bird) menjadi perusahaan taksi Indonesia pertama yang mengoperasikan taksi listrik. Pengembangan taksi listrik oleh Blue Bird ini sejalan dengan rencana pemerintah yang menargetkan pada 2025, ada 25% dari total produksi mobil nasional merupakan mobil listrik.
Sebagai tahap awal Blue Bird akan mengoperasikan 30 unit mobil listrik pada Mei 2019 yang akan digunakan sebagai armada jenis Bluebird dan Silverbird. Jenis mobil listrik yang digunakan MPV BYD e6 A/T dan Tesla model 75D A/T. Jumlahnya akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025.
Diprediksi sebanyak 200 mobil listrik akan mengurangi 434.095 kilogram (kg) emisi CO2 atau mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebanyak 1,9 juta liter. Sedangkan penambahan 2.000 unit akan mengurangi 21,7 juta kg emisi CO2 atau setara 94, 9 juta liter BBM.
(Baca: Jonan: Lebih Baik Mobil Listrik Ketimbang Genjot Produksi Minyak)
Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono menjelaskan, untuk saat ini tarifnya berlaku sama dengan taksi reguler, yaitu untuk sekali buka pintu pada taksi bluebird yaitu Rp 7.000, sedangkan untuk silverbird Rp. 9.000. "Karena saat ini kita belum dapat harga mobil lebih murah," ujarnya, di Jakarta, Senin (22/4).
Blue Bird tak hanya berinvestasi lumayan besar pada pengadaan mobil listrik, melainkan juga tempat pengisian listrik (charging station). Saat ini Blue Bird memiliki 11 stasiun yang berada di kantor pusat Blue Bird. Rencananya, Blue Bird akan menambah 2-3 stasiun pengisian listrik lagi ke depan. Total investasi yang digelontorkan Blue Bird untuk pengoperasian taksi listrik ini hampir mencapai Rp 40 milar.
Untuk mengindari kehabisan listrik pada saat beroperasi, pihaknya telah menetapkan untuk mobil listrik yang memiliki kapasitas 40 kilovolt Ampare (kVA) bisa menempuh jarak 300-400 kilometer (km). Adapun untuk pengisian dibutuhkan waktu 1,5-2 jam.
(Baca: Kemenperin Optimis Ekspor Kendaraan Listrik 1,2 Juta Unit ke Australia)
"Kami juga telah menyiapkan teknisi yang sudah terlatih dalam menangani mobil ini. Walaupun kami berharap tidak ada yg mogok, tapi sudah ada teknisi yang terlatih," kata Adrianto.
Adrianto menjelaskan, alasan pilihan jenis mobil dijatuhkan ke BYD e6 A/T dan Tesla 75D A/T, karena Blue Bird melihat selama dua tahun terakhir pengembangan dan adaptasi dua jenis mobil listrik ini untuk penggunaan negara-negara Asia cukup serius. Jadi, Blue Bird bisa memastikan bahwa kualitas keduanya sudah teruji.