Faktor Pemicu Kekalahan Jokowi di Sumatera

Muchamad Nafi
23 April 2019, 10:58
Perolehan Jokowi - Ma'ruf di Sumatera jauh tertinggal dari Prabowo - Sandiaga.
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.
Calon Presiden petahana Joko Widodo (tengah) berorasi dalam kampanye terbuka di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulawesi Selatan, Minggu (31/3/2019). Jokowi berpesan kepada pendukungnya untuk berbondong-bondong ke TPS menggunakan hak pilihnya pada Pilpres 17 April 2019 mendatang.

Tak hanya hasil perhitungan cepat atau quick count sejumlah lembaga survei yang menunjukkan kekalahan Joko Widodo - Ma’ruf Amin di sebagian besar Sumatera -terutama Sumater Barat- dalam pemilihan presiden kali ini, Pilpres 2019. Hitung riil alias real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menunjukkan hal yang sama.

Sejumlah faktor memicu keoknya Sang Petahana dari Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Menurut pengamat politik Universitas Andalas, Padang, Edi Indrizal, Jokowi tertinggal jauh di Sumatera Barat pada Pilpres 2019 terkait masalah ideologi, sosiologis, kultural, hingga psikologis. “Semua faktor tersebut saling terkait membentuk perilaku kolektif masyarakat dalam memilih,” kata dia di Padang, Selasa (23/4).

(Baca: Charta Politika: Jokowi-Ma'ruf Masih Kalah di Sumatra)

Hasil quick count lembaga survei KedaiKOPI dalam Pilpres 2019, misalnya, menunjukkan Prabowo-Sandiaga meraih elektabilitas tinggi di Pulau Sumatera. Aceh, Sumatra Barat, dan Riau menjadi lumbung suara bagi pasangan nomor urut 02 tersebut.  

Di Aceh, Prabowo-Sandi meraih 89,23 % suara sedangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 10,77 %. Di Sumatra Barat, perolehan suara Prabowo 85,07 % sedangkan Jokowi hanya 14,93 %. Demikian juga di Riau, Prabowo memperoleh 72,93 % suara sedangkan Jokowi 27,07 % suara.

Lihat grafik Databoks berikut ini:

Di mata Edi, kekalahan Jokowi ini tak mengherankan jika menilik faktor-faktor penyebabnya. Tidak aneh bila dukungan 12 kepala daerah di Sumatera Barat melalui deklarasi terbuka tak membuahkan hasil maksimal. Bahkan, hal itu seakan menjadi bumerang, sebuah strategi yang keliru. Hasilnya, suara Jokowi bukan semakin bertambah, malah lebih turun dibandingkan Pilpres 2014.

Sepekan sebelum pencoblosan, 12 kepala daerah di Sumatera Barat mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi-Ma'ruf di Danau Cimpago, Padang. Mereka di antaranya Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, Bupati Dharmasraya Sutan Riska, Bupati Pasaman Yusuf Lubis, dan Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi.

(Baca: Wiranto: Hasut Massa untuk Klaim Kemenangan Berpotensi Melanggar Hukum)

Lalu ada Bupati Sijunjung Yuswir Arifin, Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, dan Bupati Solok Gusmal. Kemudian Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Wali Kota Solok Irzal, dan Wali Kota Pariaman Genius Umar.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...