Gudang Penuh, Bulog Minta Pemerintah Kembalikan BPNT ke Rastra

Michael Reily
15 Mei 2019, 20:03
Seorang petugas melakukan peninjauan gudang beras di Perum Bulog diver DI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta, (10/1).
Seorang petugas melakukan peninjauan gudang beras di Perum Bulog diver DI Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta, (10/1).

Skema penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) membuat beras di gudang Bulog menumpuk. Bulog yang sebelumnya meyalurkan Beras Sejahtera (Rastra) jadi kehilangan saluran distribusi terbesarnya.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso pun mengangkat masalah ini ke Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta. Menurutnya, beras yang diam di gudang dalam waktu lama bakal menimbulkan masalah. Selain kualitas berasnya menurun, biaya sewa gudang itu akan membebani keuangan Bulog.

Advertisement

Dia menegaskan, pemerintah harus memiliki komitmen untuk menyalurkan cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Bulog. "Apa Negara tidak perlu cadangan pangan di Bulog? Kalau tidak perlu, Bulog tidak usah pegang cadangan lagi," ujar pria yang kerap disapa Buwas ini di Gedung DPR, Rabu (15/5).

Ia menyebut, stok beras Bulog per 13 Mei 2019 mencapai 2,09 juta ton. Rinciannya, 1,94 juta ton cadangan beras pemerintah dan 149 ribu ton beras komersial. Di antara cadangan beras pemerintah, sebanyak 1,23 juta ton berasal dari impor dan 711 ribu ton merupakan serapan lokal.

(Baca: Pengamat Menilai Pengembalian Skema BPNT Jadi Rastra Sebuah Kemunduran)

Kapasitas gudang yang terbatas membuat penyerapan beras dari petani terhambat. Hingga 13 Mei 2019, penyerapan Bulog baru mencapai 430.024 ton, jauh lebih kecil daripada semester pertama 2015 hingga 2018 yang capaiannya lebih dari 1 juta ton.

Budi mengaku terus menyerap beras petani seharga Rp 4.070 per kilogram. "Kami upayakan semaksimal mungkin, tetapi jadi masalah kalau tidak bisa simpan di gudang dan tidak bisa jual," katanya lagi.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement