Efek Perang Dagang, Intel dan Qualcomm Setop Kerja Sama dengan Huawei
Induk usaha Google, Alphabet Inc menghentikan kerja sama dengan Huawei Technologies Co Ltd. Kini, giliran perusahaan chip asal Amerika Serikat (AS), Intel Corp, Qualcomm Inc., Xilinx Inc dan Broadcom Inc menghentikan kerja sama dengan Huawei.
Keempat perusahaan tersebut tidak akan memasok chip ke Huawei hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Penghentian kerja sama ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) sanksi perang dagang AS-Tiongkok.
Menurut analis Rosenblatt Securities Inc Ryan Koontz, tindakan administrasi Trump tersebut dapat menciptakan efek riak di industri semikonduktor global. “Huawei sangat bergantung pada produk semikonduktor AS dan akan lumpuh serius tanpa pasokan komponen utama AS," kata Ryan dikutip dari Bloomberg, Senin (20/5).
(Baca: Buntut Perang Dagang, Google Setop Akses Huawei ke Sistem Android )
Ia khawatir, kondisi tersebut akan mendorong pemerintah Tiongkok menunda pembangunan jaringan 5G. Bila itu terjadi, pemasok semikonduktor global akan terkena imbasnya.
Intel misalnya, adalah pemasok utama chip server ke perusahaan-perusahaan di Tiongkok. Qualcomm menyediakan prosesor dan modem untuk banyak ponsel pintar (smartphone). Lalu, Xilinx dan Broadcom juga memasok chip. Namun, perusahaan chip ini enggan memberikan komentar terkait kondisi ini.
Meski begitu, investor sudah bereaksi atas kebijakan pelarangan ini. Buktinya, harga saham perusahaan terkait rantai pasokan teknologi di Asia turun pada perdagangan hari ini (20/5). Saham Luxshare Precision Industry Co misalnya, turun 9,8% di Bursa Efek Shenzhen, Tiongkok.
(Baca: Diduga Terlibat Konspirasi dengan Iran, Huawei Masuk Blacklist AS)
Kendati demikian, Huawei kabarnya telah menimbun cukup banyak chip dan komponen vital lainnya sejak pertengahan tahun lalu. Menurut sumber Bloomberg, langkah ini bisa membantu Huawei menjaga bisnisnya tetap berjalan selama tiga bulan. Huawei juga dikabarkan telah merancang chip sendiri.
Adapun Google telah menghentikan akses Huawei ke sistem operasi Android dan sejumlah layanan populer, seperti Google Play Store, aplikasi Gmail, Google Chrome, dan YouTube. “Huawei hanya bisa menggunakan versi publik dari Android dan tidak bisa mendapatkan akses ke aplikasi dan layanan dari Google," ujar sumber Reuters, Minggu (19/5).
Huawei masih bisa mengakses sistem operasi Android yang tersedia melalui lisensi open source atau Android Open Source Project (AOSP). Namun, Google tidak lagi memberikan akses, dukungan teknis, dan kolaborasi untuk aplikasi dan layanannya untuk Huawei.
(Baca: Setelah Kalahkan Apple, Huawei Berpeluang Menyalip Samsung)