Indef Nilai Target Pertumbuhan Ekonomi Hingga 5,5% di 2020 Ketinggian
Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menilai target pertumbuhan ekonomi tahun depan terlalu tinggi. Pemerintah dan Komisi XI DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2%-5,5% untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020.
Analis Indef Bhima Yudhistira berpendapat pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan dalam lima tahun terakhir. Penyebabnya, konsumsi masyarakat yang melambat, kinerja ekspor yang menurun, dan investasi asing yang sedang lesu.
"Apalagi perang dagang diperkirakan makin memanas di 2020. Angka pertumbuhan ini tidak lah realistis," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (18/6). Ia menilai target pertumbuhan ekonomi yang realistis berkisar 5%-5,2%.
(Baca: Setelah India, Fasilitas Dagang untuk Indonesia Berpotensi Dicabut AS)
Untuk megejar target yang terbilang tinggi, ia menyarankan pemerintah mempercepat paket insentif bagi investor yang ingin merelokasi pabrik dari AS dan Tiongkok ke Indonesia. "Pemerintah Vietnam sudah lebih dahulu menawarkan paket insentif ini, sehingga jadi pemenang dalam trade war (perang dagang)," kata dia.
Selain itu, pemerintah harus memperluas pasar ekspor ke negara non-tradisional dengan strategi kerja sama bilateral. Hal ini dilakukan untuk menurunkan tarif dan hambatan non-tarif. Negara-negara di kawasan Afrika Utara, Eropa Timur dan Rusia disebut Bhima sangat prospektif sebagai mitra dagang baru Indonesia.