Saksi Prabowo Sebut 17,5 Juta DPT Bermasalah, Tapi Tak Bisa Memastikan
Saksi fakta yang dihadirkan Tim Kuasa Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Agus Maksum membeberkan berbagai persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah. Salah satu persoalan tersebut terkait adanya data pemilih dengan tanggal lahir yang sama mencapai 17,5 juta.
Agus merupakan ketua tim ahli bidang teknologi informasi (TI) BPN yang bertugas memberikan masukan ke KPU tingkat nasional. Dia mengatakan, ada pemilih yang memiliki tanggal lahir sama pada 1 Juni sebanyak 9,8 juta, pada 31 Desember sebanyak 9,8 juta, dan pada 1 Januari sebanyak 2,3 juta. Dengan demikian, Agus menilai data pemilih di tanggal-tanggal lahir tersebut jumlahnya tidak wajar.
Sebab, Agus menilai pemilih bertanggal lahir sama seharusnya hanya ratusan ribu orang. Hal tersebut sebagaimana perhitungan dari total DPT sebanyak 192 juta dibagi 365 hari dalam setahun.
“Ini muncul data pemilih (bertanggal lahir) 1 Juli sebanyak 9,8 juta, ini 20 kali lipat. Yang 31 Desember 10 kali lipat. Yang 1 Januari 2,5 juta itu lima kali lipat,” kata Agus di gedung MK, Jakarta, Rabu (19/6).
(Baca: Kuasa Hukum Prabowo-Sandiaga Tarik Bukti Form C1 di Sidang MK)
Agus pun menjelaskan temuan timnya terkait 117.333 Kartu Keluarga (KK) manipulatif. Menurut Agus, ada satu KK yang jumlah anggota keluarganya lebih dari seribu orang.
Ada pula KK yang anggota keluarganya tidak berada di lokasi. Lebih lanjut, ia menyebut ada KK yang beberapa anggota keluarganya tidak ditemukan setelah dilakukan pengecekan. “Kami menganalisa itu dari DPT di Majelengka, Magelang, Banyuwangi, dan Bogor,” kata Agus.
Selain itu, Maksum juga mengklaim adanya temuan mengenai pemilih di bawah umur dan lanjut usia. Jumlah pemilih yang diduga berada di bawah umur mencapai 20 ribu orang, sementara pemilih lanjut usia sebanyak ratusan orang.
Hakim anggota MK Saldi Isra lantas menanyakan apakah masalah DPT yang dipaparkan Maksum berkorelasi langsung dengan penggunaan hak pilih. Maksum mengatakan bahwa dia tak bisa menjawabnya. Sebab, Maksum mengaku tak melakukan rekapitulasi terkait hal tersebut. “Saya tidak bisa jawab,” kata Maksum.
Komisioner KPU Hasyim Asyari pun menanyakan kepada Maksum apakah sudah memeriksa secara langsung data pemilih yang diduga bermasalah, khususnya soal adanya kesamaan tanggal lahir hingga 17,5 juta. Maksum mengaku tidak melakukan pemeriksaan terhadap data tersebut.
Alhasil, dia tidak bisa menjawabnya. “Kami cek di lapangan bukan data yang itu. Kami tidak bisa pastikan,” kata Maksum.
(Baca: Haris Azhar & Said Didu Masuk Daftar Saksi Sidang MK dari Tim Prabowo)