Harga FOB Turun, Ekspor Minyak Sawit Merosot Hingga Akhir Tahun
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) secara bulanan akan menurun hingga akhir tahun ini. Penurunan ekspor itu disebabkan oleh harga freight on board (FOB) CPO yang sedang anjlok.
"Value-nya akan turun walau secara tonase (volume) meningkat, tapi siap-siap dengan angka yang secara value ekspor bulanan akan turun lumayan," kata Wakil Ketua Umum Gapki Urusan Perdagangan dan Keberlanjutan Togar Sitanggang di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (19/6).
Menurut dia, penurunan itu disebabkan oleh jatuhnya harga FOB CPO yang saat ini sekitar US$ 470 per Metric Tonnes (MT) dan minyak sawit RBD (refined, bleached, and deodorized) olein di kisaran US$ 500 per MT. Harga ini diperkirakan bertahan hingga akhir tahun.
Togar mengatakan, langkah antisipasi sudah dilakukan, seperti mandatori biodiesel sebesar 30% (B30). Namun, B30 baru diberlakukan pada 2020 mendatang sehingga dampaknya terhadap harga CPO baru terlihat pada akhir tahun ini. "Dan akhir tahun, harganya naik cuma sedikit, tidak pengaruh ke keseluruhan ekspor," ujarnya.
(Baca: Jonan Ancam Terapkan DMO Sawit Bila Suplai Bahan Baku B30 Tak Lancar)
Ia pun memperkirakan, kenaikan volume ekspor dapat mencapai 10% (year on year) hingga akhir tahun ini. Sementara, dari sisi pasar, ia berharap harga CPO yang lebih murah dapat menarik minat pasar, seperti Eropa.