The Fed Tahan Bunga Acuan, Rupiah Perlahan Menguat
Nilai tukar rupiah hari ini, Kamis (20/6) dibuka menguat Rp 14.245 per dolar AS. Penguatan ini cukup sedikit setelah ditutup pada nilai Rp 14.269 per dolar AS kemarin malam. Mengutip situs Bloomberg, rupiah saat ini pada pukul 09.00 WIB menyentuh nilai Rp 14.246 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengungkapkan, penguatan ini merupakan akibat dari arah kebijakan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang semakin dovish. "Suku bunga The Fed semalam ditahan tetap. Namun arah kebijakannya semakin dovish dan makin membuat rupiah kita menguat," ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (20/6).
(Baca: Kompak dengan The Fed, BI Diperkirakan Menahan Suku Bunga Acuan)
The Fed memutuskan menahan suku bunga acuannya di kisaran 2,25%-2,5% pada keputusan rapat komite pasar federal terbuka/Federal Open Market Committee (FOMC) semalam. Namun, salah satu Presiden Fed Saint Louis James Bullard keberatan dengan penahanan Federal Funds Rate tersebut.
Selain itu, pejabat Fed terpecah antara apakah akan terus mempertahankan tingkat suku bunga tanpa batas untuk sisa tahun ini atau untuk membuat setidaknya satu atau dua potensi penurunan suku bunga di babak kedua. Hal ini mengingat meningkatnya ketegangan perdagangan yang telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan pada ekonomi AS. Tujuh orang dari 17 pembuat kebijakan The Fed tercatat menginginkan bunga acuan dapat turun hingga 0,5 poin persentase dalam enam bulan ke depan.
Keputusan The Fed pada akhirnya membuat pelaku pasar memutuskan untuk menanamkan modal di negara-negara emerging market. Hal ini membuat seluruh mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,07%, dolar Singapura 0,15 %, dan baht Thailand sebesar 0,31%. Kemudian, ringgit Malyasia naik 0,34%, peso Filipina 0,35%, won Korea Selatan 0,47%, dan yen Jepang menguat 0,49%.
(Baca: BI Diprediksi Tahan Suku Bunga, IHSG Dibuka Naik 0,11%)
"Pasar juga mulai kembali melirik Indonesia yang ekonominya sudah mulai stabil dan bahkan menguat di Asia," kata David. Adapun, penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh penantian pelaku pasar terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) siang ini. David turut memproyeksikan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate akan tetap ditahan pada 6%.
David memprediksikan nilai tukar rupiah pada hari ini akan berada terus pada kisaran Rp 14.180-Rp 14.250 per dolar AS hingga penutupan. Selain itu, penguatan rupiah juga disebabkan oleh jelang pertemuan G20 di Osaka, Jepang. Pasar menanti hasil pertemuan AS dan Tiongkok pada acara itu yang mungkin akan tetap tidak menemukan kesepakatan. Menjelang pertemuan G20, rupiah akan bertengger pada range Rp 14.150-Rp 14.300 per dolar AS.