Biaya Logistik Naik, Ekspor Hasil Perikanan Sulsel Turun Signifikan

Rizky Alika
21 Juni 2019, 18:38
ekspor hasil perikanan, ekspor perikanan,
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ilustrasi produk perikanan. Nelayan mengupas kepiting rajungan di desa Sebala, Batu Gajah, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (27/7).

Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat ekspor hasil perikanan pada Mei 2019 mengalami penurunan yang signifikan untuk komoditas kepiting bakau hidup, rajungan, dan lobster. Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu (KIPM) Makassar Sitti Chadidjah mengatakan penurunan ini disebabkan naiknya biaya logistik.

"Untuk komoditi kepiting dan rajungan terlihat bahwa volume ekspor 2019 menurun bila dibandingkan dengan volume ekspor 2018. Hal ini ditenggarai karena kenaikan biaya logistik," kata Sitti seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (21/6).

Menurut data Balai Besar KIPM Makassar, ekspor kepiting bakau hidup pada Mei 2019 mencapai 199.343 ekor atau turun 50,7% dibandingkan Mei 2018 lalu sebesar 404.380 ekor. Sementara, jumlah ekspor rajungan sebesar 364.959 kg atau turun 5,5% dari 386.268 kg.

Kemudian untuk ekspor lobster mati turun sebesar 29,1% dari 4.038 kg menjadi 2.862 kg. Sitti menilai, penurunan ekspor ketiga komoditas itu juga disebabkan oleh kenaikan biaya logistik.

(Baca: KKP Amankan Alat Tangkap Benih Lobster Milik Nelayan di Sukabumi)

Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rina mengatakan pemerintah terus berupaya mencegah berbagai tindakan eksploitasi. Ini dilakukan untuk mencegah penurunan ekspor pada ketiga produk perikanan tersebut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...