Ma’ruf Amin, Profesor Ekonomi Syariah Pendamping Jokowi di Kursi RI 2

Image title
Oleh Abdul Azis Said
1 Juli 2019, 10:29
profil Ma'ruf Amin, Jokowi'Ma'ruf menang Pilpres 2019
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ma'ruf Amin ketika mengikuti Debat Cawapres putaran ketiga, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Ma'ruf Amin resmi menjadi wakil presiden terpilih setelah ditetapkan oleh Rapat Pleno KPU pada 30 Juni 2019.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Jokowi-Ma'ruf akan dilantik pada Oktober mendatang.

Sebelum pencalonannya di Pilpres 2019, nama Ma’ruf Amin lebih dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini berasal dari keluarga ulama Banten KH. Muhammad Amin. Sang ayah disebut-sebut memiliki garis keturunan dari Syekh Nawawi al-Bantani, ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam di Masjidil Haram, Mekkah.

Sejak usia belia, Ma'ruf mendapatkan pendidikan Islam. Pada 1955, ia mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Kresek, Tangerang. Gairahnya untuk terus mendalami ajaran Islam mendorongnya pindah dari Banten ke Jombang untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Pesantren ini terkenal sebagai pondok pesantren yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar Islam di Indonesia, antara lain Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Bisri Syansuri, dan KH. Solahuddin Wahid (Gus Solah). Ma'ruf belajar selama enam tahun di Tebuireng dan lulus pada 1961.

Setelah lulus dari Tebuireng, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta. Ma'ruf mulai aktif berorganisasi di Gerakan Pemuda Ansor Jakarta dan menjadi ketua pada 1964. Ma'ruf juga menjadi guru di sebuah sekolah di Jakarta Utara pada periode 1964-1970. Ia juga mengajar di Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdlatul Ulama sejak 1968.

Ma’ruf Amin bukan hanya cakap mengorganisir berbagai urusan dengan segudang pengalamannya di organisasi keislaman. Ia juga terjun ke dunia politik pada Pemilu 1971 dan terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Karier Ma'ruf di bidang politik terus menanjak.

Pada 1973, Ma’ruf tercatat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia juga pernah menjadi anggota MPR RI, anggota komisi II DPR RI dan ketua komisi VI DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

(Baca: Menang Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Ajak Masyarakat Kembali Bersatu)

Membangun Pesantren Gratis

Di sela-sela kesibukannya, Ma'ruf juga mewujudkan mimpinya untuk membangun pesantren di tanah kelahirannya. Pesantren An Nawawi di Tanara, Tangerang dibangun secara bertahap sejak 2001. Menurut buku biografi berjudul "KH. Ma'ruf Amin: Penggerak Umat, Pengayom Bangsa" ia membuka pesantren itu agar masyarakat di sekitarnya bisa menikmati pendidikan gratis. Pasalnya, tingkat kesejahteraan masyarakat di Tanara saat itu sangat minim sehingga mereka kurang peduli pada pendidikan anak-anaknya.

Bermula dari beberapa kelas saja, Pesantren An Nawawi berkembang dari pendidikan Tsanawiyah hingga ke level S1. Ma'ruf mengatakan, Pesantren An Nawawi menganut konsep pesantren 12 tahun dengan tingkat pendidikan Tsanawiyah (setingkat SMP) hingga S2. "Saat ini baru sampai S1 sebab S2 sedang dirintis," kata Ma'ruf seperti dikutip dari buku tersebut. 

Pada 2015, Ma’ruf Amin dipercayai menjabat sebagai Ketua MUI. Ia juga menjabat sebagai Rais ‘Aam Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) ke-10. Kiprahnya di dunia akademik dikukuhkan dengan gelar Guru Besar Kehormatan (Honoris Causa) bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah dari UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang pada Mei 2017.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...