Jokowi Keluhkan Enam Masalah Kawasan Pariwisata 10 Bali Baru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyelenggarakan Rapat Terbatas (Ratas) membahas mengenai pengembangan destinasi pariwisata 10 Bali Baru. Dia pun mengeluhkan enam permasalahan yang kerap muncul sebagai penghambat kedatangan wisatawan.
Pemasalahan tersebut berdasarkan hasil pengamatan langsung Jokowi di lima lokasi wisata prioritas, yaitu Mandalika, Danau Toba, Manado, Labuan Bajo, dan Borobudur. "Saya sudah kunjungi beberapa daerah dan lihat langsung kemajuan dan pengembangan destinasi wisata," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7).
Pertama, masalah teknis tentang pengaturan dan pengendalian tata ruang pariwisata. Contohnya, Manado, Labuan Bajo, dan Danau Toba yang menjadi permasalahan karena wilayah perairan yang luas. Jokowi menyatakan permasalahan tersebut harus dapat dibenahi.
Kedua, akses menuju destinasi wisata. Jokowi mengungkapkan, pembenahan bandara harus dilakukan, terutama dalam peningkatan kapasitas terminal serta perpanjangan runway.
Selain itu, akses melalui dermaga juga perlu perbaikan, terutama pelabuhan untuk daerah wisata laut seperti Labuan Bajo dan Manado. Dia mencontohkan, pelabuhan penumpang di Labuan Bajo dan Danau Toba masih digabung dengan kargo barang.
Dia pun meminta para menteri bertanggungjawab untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Sebab, kedatangan wisatawan mancanegara punya peluang mendatangkan devisa yang cukup besar bagi negara.
"Kalau penataan baik, dan saya sampaikan jangan tanggung penanganannya, sekaligus integrasi pembangunan yang sudah kita kerjakan, Insya Allah tahun depan bisa kita selesaikan semua," ujar Jokowi.
(Baca: Pemerintah Incar Kedatangan 145 Ribu Turis Selandia Baru)
Ketiga, peningkatan fasilitas kebutuhan wisatawan di lokasi wisata. Contohnya, penataan pedagang kaki lima, restoran-restoran kecil, toilet, serta standar layanan. Tujuannya agar ada perbaikan pelayanan sehingga memancing wisatawan.
Keempat, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jokowi meminta pemerintah daerah untuk memfasilitasi para pedagang, serta karyawan di sektor pariwisata. Contohnya, pegawai hotel dan pemilik kapal. Terlebih lagi, masyarakat yang bukan lulusan pariwisata.
"Semua dapat pelatihan sehingga betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik dengan ramah tamah, melayani dengan senyuman. Ini akan memberikan dampak yang baik, baik berubah di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan," katanya.
Kelima, masih kurangnya pameran kebudayaan serta pasar seni. Jokowi mengatakan pameran kebudayaan serta pasar seni harus dapat tempat yang lebih banyak, sehingga ada wadah untuk menunjukkan tradisi budaya yang ada di destinasi wisata. Ditambah dengan kolaborasi bersama para desainer untuk meningkatkan nilai tambah.
Terakhir, Jokowi menilai kurangnya promosi pariwisata Indonesia. Jokowi meminta agar promosi pemasaran pariwisata ditingkatkan lagi. "Sehingga, kita betul-betul mendapatkan manfaat dan multiplyer effect besar, dan efek pertumbuhan bagi ekonomi daerah," ujarnya.
(Baca: Incar Turis Premium, Jokowi Perintahkan Pembenahan Labuan Bajo)