Jonan Sebut Putra Mahkota UEA Bakal Bawa Komitmen Investasi Rp 140 T
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan tujuan kedatangan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheik Mohamed bin Zayed Al Nahyan pada pekan depan salah satunya memberikan komitmen investasi senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun untuk tiga proyek di Indonesia. Proyek paling besar adalah refinery development master plan (RDMP) Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.
Proyek RDMP Kilang Balikpapan bakal menjadi kerja sama kemitraan antara perusahaan UEA dan Pertamina. Bentuknya adalah partisipasi dalam hal operasional kilang. Pertamina nantinya akan menguasai 51% saham proyek bernilai US$ 12 miliar itu. Namun, Jonan enggan membeberkan target finalisasi perjanjiannya. "Nanti saja," ucap dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/7).
(Baca: Bidik Investasi Wisata, Putra Mahkota UEA Tiba di Jakarta Pekan Depan)
Proyek lainnya adalah kerja sama pembangunan industri petrokimia antara UEA dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Jonan juga tak mau menyebutkan detail lokasi investasi serta nilai potensial yang bakal jadi penanaman modal asing.
Terakhir, proyek UEA dan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Jawa Timur. Menurut Jonan, investasinya bakal berupa peningkatan bisnis pelabuhan.
Dia optimistis komitmen tiga proyek ini akan tercapai pekan depan. "Pasti tanda tangan saat kedatangan (delegasi UEA)," kata Jonan.
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat potensi investasi Indonesia sangat banyak dari berbagai sektor. "Arahan presiden supaya investasi bukan hanya dari satu-dua negara, tetapi lebih merata, termasuk Timur Tengah," katanya.
(Baca: Perusahaan Uni Emirat Arab Tawarkan Teknologi Migas ke Indonesia)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menjelaskan hubungan Jokowi dan Sheikh Mohamed sudah sangat dekat. Karena itu, pemerintah akan segera mengambil langkah persiapan daftar investasi yang bisa diambil oleh UEA. Contohnya, investasi di sektor pariwisata.
Luhut menyebutkan potensi investasi di Indonesia sebesar US$ 91 miliar untuk 21 proyek besar. Pemerintah terbuka dengan negara mana saja untuk bekerja sama, tak hanya UEA saja. Bahkan, pemerintah juga telah membuka tawaran investasi kepada Jepang.
Dia pun menentang opini Indonesia hanya memberikan proyek investasi kepada Tiongkok. "Memang kerja sama itu dalam konteks one belt one road, tetapi kalau ada negara lain mau datang juga ya silakan," ujar Luhut.
(Baca: Temui Menperin, Delegasi Pengusaha UEA Jajaki Investasi Pabrik LED)