Pasokan Listrik Defisit, Kalimantan Barat Butuh Pembangkit Nuklir
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyatakan kebutuhan listrik Kalimantan Barat akan terus meningkat. Sebab, ada pertumbuhan industri seperti aluminium, kelapa sawit, karet, serta pembangunan pelabuhan kijing yang membutuhkan energi besar.
Namun, provinsi itu justru masih mengimpor listrik dari Malaysia sebesar 170 kilovolt (kV). Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemristekdikti Agus Puji Prasetyono mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menjadi pilihan yang tepat bagi Kalimantan Barat.
Apalagi saat ini sudah tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengoperasikan PLTN. "Sumber daya manusia Kalbar dan Nasional kini banyak yang telah menempuh S1, S2 dan bahkan S3 yang bisa mengoperasikan PLTN," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (19/7).
(Baca: Thorcon Tunggu Restu Kementerian ESDM Bangun Pembangkit Listrik Nuklir)
Lebih lanjut Agus mengatakan, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji juga pernah menyampaikan kesiapan pemerintahannya membangun PLTN. Karena itu, masyarakat di sana tidak lagi khawatir dengan rencana pembangunan PLTN.