Ketegangan Timur Tengah Kerek Naik Harga Minyak Dunia
Harga minyak naik pada perdagangan Senin di tengah tingginya tensi ketegangan di Timur Tengah. Pemicunya, sebuah kapal tanker Inggris ditangkap oleh militer Iran pada akhir pekan lalu.
Mengutip Blomberg pada Senin (22/7) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus tercatat US$ 56,16 per barel, naik US$ 0,53 atau 0,95%. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman September tercatat US$ 63,32 per barel, naik US$ 0,85 atau 1,36%
Sebelumnya, WTI anjlok lebih dari 7%, dan Brent merosot lebih dari 6%, pada perdagangan pekan lalu.
"Turunnya permintaan global dan meningkatnya stok AS telah membantu mengubah grafik minyak sangat bearish, tetapi itu mungkin tidak berlangsung karena ketegangan tetap tinggi di Teluk Persia," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, seperti dikutip dari Reuters.
(Baca: Harga Minyak Dunia Naik, Rupiah Dibuka Melemah)
Garda Revolusi Iran mengatakan, mereka telah menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris di kawasan Teluk Persia, sebagai balasan setelah Inggris menangkap sebuah kapal Iran pada bulan ini. Hal ini meningkatkan ketegangan di sepanjang rute pengiriman minyak internasional tersebut.
Inggris pun mempertimbangkan langkah selanjutnya dengan beberapa opsi. Perdana Menteri Theresa May mengatakan, dirinya akan memimpin pertemuan komite tanggap darurat Inggris pada Senin pagi untuk membahas krisis tersebut.
Pada Jumat lalu, pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, akan menghancurkan pesawat tanpa awak Iran yang terbang terlalu dekat dengan kapalnya.
Sehari sebelumnya, AS mengklaim salah satu kapal angkatan lautnya telah menjatuhkam pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz setelah pesawat mengancam kapal itu. Namun Iran membantah telah kehilangan pesawat tanpa awak.
(Baca: Pertamina Yakin Kesepakatan Kilang Cilacap dengan Aramco 2 Bulan Lagi)
Badan Energi Internasional (IEA) tidak mengharapkan harga minyak naik secara signifikan karena permintaan melambat dan ada kelebihan di pasar minyak mentah global, kata Direktur Eksekutif Fatih Birol pada Jumat lalu.
IEA mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak 2019 menjadi 1,1 juta barel per hari dari 1,2 juta barel per hari karena ekonomi global yang melambat, kata Birol.