Stok Minyak AS Kian Susut, Harga Minyak Dunia Naik 5 Hari Berturut
Harga minyak dunia pada perdagangan Rabu (31/7) naik untuk hari kelima secara berturut-turut seiring dengan penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada persediaan minyak Amerika Serikat (AS).
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah jenis Brent naik US$ 44 sen atau 0,7% menjadi pada US$ 65,16 per barel. Sedangkan minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 41 sen atau 0,7% menjadi US$ 58,46 per barel.
Penurunan harga minyak dunia dipengaruhi oleh sikap 'wait and see' pelaku pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed, yang akan merampungkan rapat Federal Open Market Committee (FOMC)-nya pada hari ini waktu setempat.
"Pasar cukup optimis terhadap The Fed terkait kebijakan suku bunganya, akibatnya kita akan melihat lebih banyak permintaan (minyak)," kata kepala investasi di Probis Group Sydney Jonathan Barratt terkait potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
(Baca: Harga Minyak Naik Jelang Penurunan Suku Bunga The Fed)
Pejabat The Fed di AS memulai pertemuan dua hari mereka pada Selasa (30/7) dan diperkirakan akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak hantaman krisis keuangan lebih dari satu dekade yang lalu.
Pengeluaran konsumen dan harga AS naik cukup moderat pada Juni 2019 yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan tingkat inflasi lemah di AS. Hal ini semakin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa (30/7) menegaskan kembali seruannya kepada The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang besar. Namun analis menilai hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh The Fed.
Meskipun terjadi kenaikan harga, harga minyak Brent diperkirakan akan turun pada periode Juli 2019 karena kekhawatiran permintaan yang melemah. Minyak jenis Brent diprediksi akan turun sekitar 2%, sementara WTI turun US$ 1 sen.
(Baca: Harga Minyak Dunia Turun, Tertekan Data Pasokan AS)
Namun, persediaan minyak AS yang telah jatuh dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan bahwa kekhawatiran turunnya permintaan terlalu berlebihan.
Menurut data American Petroleum Institute (API) pada Selasa kemarin, stok minyak mentah turun lagi pekan lalu. Persediaan minyak mentah turun 6 juta barel per 26 Juli 2019 menjadi 443 juta barel. Sedangkan analis hanya memprediksi penurunan sebesar 2,6 juta barel menurut jajak pendapat Reuters.
Jika pemerintah AS kembali mengkonfirmasi penurunan persediaan minyaknya pada Rabu pagi waktu setempat, maka stok minyak mentah telah turun selama tujuh minggu berturut-turut. Kendati demikian, total persedian minyak mentah masih 3% lebih tinggi dari rata-rata persediaan lima tahun terakhir.