Para Pedagang yang Menangguk Untung saat Listrik Mati Massal

Image title
Oleh Abdul Azis Said
5 Agustus 2019, 20:18
listrik mati, pemadaman listrik PLN, pemadaman bergilir, penjualan genset saat listrik mati, alat penerangan, lilin, lampu emergency
ANTARA FOTO/Fauzan
Pedagang melayani calon pembeli generator listrik di Pasar Anyar, Tangerang, Banten, Senin (5/8/2019). Gangguan listrik sejak Minggu (4/8) hingga Senin (5/8), membuat permintaan generator listrik yang dijual Rp4 juta - Rp5 juta per buah, meningkat dari hari biasanya.

Pemadaman listrik PLN di area Jabodetabek dan Jawa Barat pada Minggu (4/8) berdampak terhadap terhambatnya pasokan listrik bagi 21,3 juta penduduk Indonesia. Sebagian besar masyarakat mengeluhkan hilangnya penerangan dan terhambatnya aktivitas sehari-hari. Namun, ada juga beberapa orang yang meraup untung dari kondisi tersebut.

Setidaknya ada tiga barang yang paling banyak dicari masyarakat di saat listrik mati mulai dari lilin hingga genset dan lampu penerangan darurat. Berikut ini informasi yang Katadata.co.id kumpulkan dari berbagai sumber

1. Lilin, Sumber Penerangan Paling Ekonomis

Alat penerangan yang banyak dicari masyarakat ketika listrik padam adalah lilin. Biasanya, lilin bisa dengan mudah didapatkan di toko-toko kelontong maupun minimarket. Ketika listrik mati melanda Jabodetabek dan Jabar, lilin seolah langka. Beberapa warga masyarakat kesulitan mendapatkan lilin karena sudah habis terjual.

Toko kelontong yang menyediakan lilin langsung diserbu pembeli. Selain membeli dari toko kelontong atau minimarket, masyarakat juga bisa mendapatkan lilin di sejumlah platform belanja daring (e-commerce). Contohnya di Tokopedia, harga satu pak lilin putih dengan panjang 10 cm dan diameter 1 cm dan berisi delapan batang dibanderol sebesar Rp 10.500.

Lilin besar yang berdiameter 4,5 cm dan tinggi 25 cm dijual seharga Rp 48 ribu per batang. Lilin ini biasanya dipakai untuk kepentingan ibadah. Adapun lilin elektrik yang menggunakan lampu LED bisa ditemukan di situs belanja daring dengan harga mulai dari Rp 3.500 per unit, belum termasuk baterai.

(Baca: Sembilan Kebakaran Landa Jakarta Minggu Malam hingga Senin Dini Hari)

2. Genset, alternatif penyedia listrik berbahan bakar solar

Saat terjadi pemadaman listrik, genset menjadi salah satu barang yang paling dicari masyarakat. Masyarakat yang memiliki usaha kecil atau rumah tangga biasa pun membutuhkan genset agar tak perlu merasakan dampak pemadaman listrik. Tidak mengherankan jika para pedagang elektronik yang menjual genset mengaku barangnya ludes terjual.

Jika memantau penjualan genset yang ada di Tokopedia, peralatan listrik ini dijual dengan harga yang beragam dengan spesifikasi yang beragam pula. Yang termurah mulai dari harga Rp 1 jutaan berupa genset mini dengan kekuatan 750 watt. Jenis yang termahal harganya bisa mencapai belasan juta rupiah dengan kapasitas listrik yang dihasilkan 3.000 watt.

Seperti dikutip dari Kompas.com, sejumlah toko di pasar Proyek, Bekasi melaporkan penjualan mereka meningkat berkali-kali lipat setelah aliran listrik di wilayah Bekasi dan kota-kota lainnya di sekitar Jakarta terputus."Ya dari kemarin ada ratusan juta rupiah omsetnya. Biasanya kita seminggu paling dua sampai tiga unit yang terjual," ujar Abun, salah satu pedagang elektronik.

(Baca: Menperin Tunggu Perhitungan Kerugian Industri Akibat Listrik Mati)

Ia adalah salah seorang pemilik toko yang menyebutkan persediaan genset di tokonya terjual hingga 40 unit sejak pemadaman kemarin. Kebanyak konsumen yang membeli genset tersebut adalah rumah tangga. Hal serupa dialami para pedagang elektronik di Pasar Glodok. Toko Sinar Terang Abadi pada waktu pemadaman Minggu (4/8) lalu menjadi satu-satunya toko yang buka dan diserbu pembeli yang ingin membeli genset. Bahkan, calon pembeli harus rela mengantre sejak siang hingga menjelang malam.

Kejadian yang sama pernah terjadi pada saat PLN melakukan pemadaman bergilir pada 11-17 Juli 2008. Pemadaman bergilir diberlakukan di sejumlah wilayah di Jakarta dan beberapa titik di daerah Tangerang. Setelah rencana pemadaman bergilir tersebut diumumkan, para pedagang genset di Pasar Glodok untung besar. Bahkan, penjualannya dalam tiga hari melesat berkali-kali lipat.

Manager Toko Angkasa Teknik, Ridwan Afandi Tandoko, mengatakan tokonya mencatatkan penjualan tertinggi pada hari keempat setelah keluarnya pengumuman pemadaman listrik bergilir tersebut. "Padahal, biasanya hanya 2-3 genset per hari. Puncaknya kemarin, kami bisa menjual sampai 30 genset," kata Ridwan seperti dikutip Kompas.com (10/7/2008).

(Baca: Listrik Mati, Usaha Perhotelan Terbebani Biaya Solar Untuk Genset)

3. Lampu Darurat Portabel, alat penerangan yang aman dan murah


Selain lilin dan genset, ada lagi benda lain yang sering dipakai masyarakat untuk menerangi rumahnya di saat listrik mati. Lampu darurat portabel (portable emergency lamp) dipilih karena dinilai lebih aman ketimbang lilin dan harganya lebih murah daripada genset.

Harga lilin memang paling murah jika dibandingkan lampu darurat portabel atau genset. Namun, lilin berisiko menimbulkan kebakaran. Ketika terjadi pemadaman total kemarin, setidaknya ada tiga kasus kebakaran yang disebabkan penggunaan lilin. Seperti yang terjadi di Jalan Menteng Atas Selatan III, Jakarta Selatan, pada Minggu malam. Akibat penggunaan lilin saat listrik mati, sebanyak 50 rumah warga hangus terbakar.

Lampu darurat bisa berupa senter atau lampu kecil yang bisa dijinjing atau dipasang di dinding. Harga lampu darurat mulai dari Rp 30 ribu per unit untuk tipe kecil. Alat ini biasanya memiliki kabel pengisi baterai yang bisa dicolok ke listrik. Setelah baterai terisi penuh, lampu darurat siap digunakan. Ada juga jenis lampu darurat yang dapat berfungsi ganda sebagai kipas angin, harganya sekitar Rp 380 ribuan.

Penulis: Abdul Azis Said (Magang)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...