Gaet Gopay, JNE Targetkan 25% Pengguna Layanannya Go Cashless
JNE menggaet platform pembayaran digital Go-pay untuk mempermudah pengguna dalam melakukan transaksi di layanannya. Dengan kolaborasi tersebut JNE menargetkan 25% dari total transaksinya dapat dilakukan secara non tunai atau cashless hingga akhir tahun ini.
VP of Marketing JNE, Eri Palgunadi mengatakan, pelanggannya kini bisa melakukan transaksi untuk pengiriman paket menggunakan layanan Go-Pay di lebih dari 7 ribu titik gerai JNE yang tersebar di seluruh lndonesia sejak Juli lalu. Persebaran gerai itu, menurutnya, saat ini telah mencakup di wilayah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, hingga Manado.
Eri menjelaskan, dengan kolaborasi tersebut perusahaannya menargetkan bisa mendorong 25% convertion rate pembayaran layanannya secara cashless hingga akhir tahun.
"Di tahap awal ini, kami berkolaborasi dengan platform pembayaran digital seperti Go-Pay, saya pikir (dengan target) itu sudah cukup bagus, " ujar Eri dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/8). Ia melanjutkan, ke depan perusahaannya juga akan melakukan kolaborasi serupa dengan platfrom pembayaran digital lainnnya.
(Baca: Harga Tiket Pesawat Mahal, JNE dan J&T Tidak Menaikkan Ongkos Kirim)
Pertumbuhan industri logistik di Tanah Air menurutnya, mencapai 14,7% per tahun. Potensinya diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan bisnis online dan ekonomi digital. Tercatat, pada tahun 2017 lalu, jumlah paket yang beredar di Indonesia mencapai sekitar 800 juta paket dan sebagian besar di antaranya berasal dari transaksi jual beli online.
Perusahaannya mencatat, dalam satu bulan mereka bisa melayani lebih dari 1 juta paket kiriman. Artinya, JNE memproses pengiriman hingga 15 paket per detik setiap harinya.
Besarnya lonjakan tersebut membuatnya optimistis bisnis logistik JNE bisa terus tumbuh."Kami pun percaya bahwa dengan menghadirkan kemudahan pembayaran secara cashless di layanan kami, potensi tersebut dapat semakin dapat dimaksimalkan," ujarnya.
Head of Offline Payments GoPay Ardelia Apti mengatakan, ekonomi digital yang dijalankan oleh para pedagang online memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan sektor logistik, begitu pula sebaliknya, industrl jasa logistik sangat membantu para pedagang online termasuk UMKM dalam menjangkau pelanggan yang lebih luas.
(Baca: Tak Perlu Kartu Kredit, GoPay Bisa Untuk Pembayaran di Google Play)
"Sejalan dengan semangat kami untuk membantu memaksimalkan potensi UMKM, kami berharap kehadiran GoPay di semua kantor JNE di seluruh Indonesia bisa semakin memudahkan mereka dalam bertransaksi pengiriman barang," ujar Ardelia.
Sehingga, lanjut Ardelia, para pelaku UMKM tersebut bisa meningkatkan skala bisnisnya dan semakin terbiasa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.
Laporan McKinsey tahun 2018 menyebut bahwa pada tahun 2022, pasar jual-beli online akan mengalami lonjakan hingga 8 kali lipat dibandingkan tahun 2017 atau mencapai US$ 40 miliar.
Ardelia melanjutkan, salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut di Indonesia adalah peningkatan partisipasi pelaku UMKM di pasar digital dan menciptakan ekosistem di mana konsumen bisa memiliki lebih banyak pilihan produk serta opsi layanan pengiriman yang dapat diandalkan.
"Dengan kerja sama GoPay dan JNE ini, kami berharap akan semakin banyak pelaku UMKM terutama pedagang online yang bisa merasakan manfaat pembayaran nontunai sehingga ke depannya perekonomian mereka pun juga ikut terbantu," ujarnya. Ia menjelaskan, hingga saat ini Go-Pay sudah memiliki 420 ribu merchant, di mana 90% di antaranya adalah UMKM.
(Baca: Aktivitas Belanja e-Commerce Meningkat, Startup Logistik Kian Menjamur)