Aktivitas Belanja e-Commerce Meningkat, Startup Logistik Kian Menjamur

Cindy Mutia Annur
27 Juni 2019, 04:00
Aktivitas Belanja e-Commerce Meningkat, Startup Logistik Kian Menjamur
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja memilah paket barang di gudang logistik TIKI di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Jumlah pesanan e-commerce meningkat tiap tahunnya. Hal ini pun membuat kehadiran startup logistik kian menjamur di Indonesia. Apalagi, McKinsey memperkirakan terdapat 1,6 miliar paket transaksi lewat e-commerce dikirim per tahun pada 2022.

Para pemain lama di bidang logistik seperti JNE, J&T, dan Pos Indonesia menyambut persaingan bisnis tersebut. Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan, munculnya startup-startup logistik baru karena mereka melihat potensi yang besar di industri tersebut apalagi dengan adanya pesanan e-commerce yang terus meningkat.

Advertisement

Menurutnya, dengan adanya pemain baru di industri logistik justru harus membuat perusahaannya lebih termotivasi untuk memperbaiki layanannya, menggunakan teknologi, berinovasi, menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih, serta memperluas jaringan agar terus bisa bersaing dan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya.

Ia melanjutkan, kehadiran mereka seharusnya menjadi kesempatan untuk memperbaiki kekurangan perusahaannya. “Pemain baru yang datang dengan membawa teknologi dan modal besar. Oleh karena itu kami sebagai pemain lama harus menyesuaikan, salah satunya adalah mengubah bisnis agar lebih efisien dan efektif,” ujar Fedi saat dihubungi Katadata, Rabu (26/6).

(Baca: Tokopedia Cetak Rekor Transaksi Rp 18,5 Triliun Selama Ramadan)

Lonjakan Aktivitas Ekonomi Digital

Berdasarkan laporan Google dan Temasek, ada perputaran uang sebesar US$ 27 miliar atau sekitar Rp 378 triliun dari aktivitas ekonomi digital di Indonesia sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan ini meningkat hingga 49% sejak 2015. Sementara itu, transaksi e-commerce tercatat menyumbang sekitar US$ 12 miliar dari total ekonomi digital tersebut.

“Artinya, dari sini industri logistik juga akan ikut terbawa, kami ikut sebagai pendukung para pedagang e-commerce,” ujarnya. Ia melanjutkan, para pelaku bisnis logistik turut berperan dalam hal itu karena mereka turut menangani barang-barang yang diperjualbelikan oleh para e-commerce. Sehingga, apabila bisnis e-commerce tumbuh maka potensi bisnis logistik ikut tumbuh.

Dengan adanya potensi tersebut, JNE pun menargetkan dapat mendorong sampai 1 juta kiriman barang per hari. Fedi mengklaim, saat ini JNE telah berhasil mencapai target tersebut.“Kami percaya angka ini pun akan terus tumbuh,” ujarnya.

Sependapat dengan Feriadi, CEO J&T Express Robin Lo mengatakan bahwa potensi bisnis logistik sangatlah besar di Indonesia terutama dengan perkembangan bisnis e-commerce yang semakin pesat. "Investor jor-joran investasi di platform e-commerce di Indonesia. Kami dukung mereka berkembang lebih cepat," ujar Robin beberapa waktu yang lalu.

(Baca: Dampak Aksi 22 Mei, Pengiriman Paket JNE dan J&T Terlambat)

Seperti, pada periode Ramadan hingga Lebaran tahun ini beberapa perusahaan logistik turut merasakan perkembangan bisnisnya yang mayoritas berasal dari segmen e-commerce.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement