Rupiah Melemah ke 14.267 per Dolar AS Tertekan Sentimen Global
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Selasa (20/8) melemah 0,21% ke level Rp 14.267 per dolar AS. Pelemahan terjadi akibat harapan pelaku pasar terkait kemungkinan stimulus baru yang akan dikeluarkan oleh pengambil kebijakan di sejumlah negara untuk mendongkrak ekonomi mereka.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah haru ini di posisi Rp 14.262 per dolar AS, melemah dari posisi kemarin Rp 14.203 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, mata uang negara-negara Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Rupee India melemah 0,39%, yuan China melemah 0,14%, dan ringgit Malaysia melemah 0,13%.
Sementara baht Thailand menguat 0,19%, won Korea menguat 0,25%, peso Filipina naik 0,1%, serta dolar Singapura dan dolar Hong kong masing-masing naik 0,05% dan 0,03%.
Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah hari ini disebabkan penguatan dolar akibat harapan bahwa pembuat kebijakan di seluruh dunia akan melepaskan stimulus baru.
"Ini mendorong peningkatan selera untuk aset berisiko yang mengangkat hasil obligasi pemerintah AS," ujar Ibrahim Selasa (20/8).
(Baca: AS Kaji Pangkas Pajak Pekerja di Tengah Ancaman Resesi)
Hal tersebut dinilai Ibrahim menyebabkan imbal hasil patokan AS treasury kembali meningkat dari posisi yang sebelumnya sempat mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
The Washington Post kemarin melaporkan bahwa pejabat Gedung Putih telah mendiskusikan peluang pemangkasan pajak pendapatan pekerja AS untuk sementara waktu. Sementara Menteri Keuangan Jerman menyatakan Berlin bakal menyediakan tambahan belanja.
Selain itu, menurut dia, sentimen juga datang dari Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang akan menggelar pertemuan tahunan di Jackson Hole. Pertemuan ini sangat dinanti oleh pelaku pasar yang sedang mencari petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga acuan.
(Baca: Dibuka Melemah Tipis, Rupiah Langsung Berbalik Menguat ke Rp 14.261)
Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 1,75-2% pada rapat The Fed 18 September mencapai 95%. Namun, jika Hole Ketua Jerome Powell menyebut sesuatu di Jackson Hole yang bisa menjadi petunjuk baru, maka peta permainan bisa berubah.
Disisi lain, Ibrahim menilai pemerintah Tiongkok yang telah mengumumkan rencana reformasi penetapan suku bunga acuan menguatkan dolar AS dan melemahkan rupiah. Adapun kebijakan tersebut berlaku efektif pada hari ini.
Sementara dari sisi internal, menurut dia, pelaku pasar tengah menunggu rapat bulanan BI untuk menentukan arah suku bunga acuan.
"Untuk besok rupiah masih akan kembali tertekan akibat data eksternal dengan kisaran Rp 14.228 per dolar AS- Rp 14.306 per dolar AS," katanya.