Hong Kong Rusuh, Alibaba Tunda Rencana IPO Senilai Rp 214 Triliun

Agustiyanti
21 Agustus 2019, 12:33
Ilustrasi. Presiden Grup Alibaba Michael Evans terjerat skandal korupsi 1MDB.
Instagram/@alibaba.group
Ilistrasi Alibaba. IPO Alibaba yang seharusnya dijadwalkan pada

Perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok, Alibaba Group Holding Ltd memutuskan untuk menunda rencana penjualan saham perdana ke publik (Initial Public Offering/IPO) senilai US$ 15 miliar atau setara Rp 214 triliun di bursa saham Hong Kong seiring meningkatnya keresahan politik di pusat keuangan Asia tersebut.

Dikutip dari Reuters, informasi tersebut disampaikan dua sumber yang mengetahui permasalahan itu.

Sementara belum ada jadwal IPO baru yang telah ditetapkan secara resmi, Alibaba kemungkinan mencatatkan saham di bursa Hong Kong pada awal Oktober dengan target mencapai US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar saat ketegangan politik mereda dan kondisi pasar kembali membaik.

Keputusan untuk menunda kesepakatan ditetapkan pada akhir Agustus saat rapat dewan, sebelum rilis pendapatan terbaru Alibaba minggu lalu.

Penundaan ini disebabkan oleh kurangnya stabilitas keuangan dan politik di Hong Kong. Demonstrasi pro demokrasi sudah terjadi lebih dari 11 minggu, menjerumuskan pusat keuangan Asia ini ke dalam kekacuan.

(Baca: Kisah Startup Gagal yang Membuat Temasek hingga Murdoch Merugi )

Gas air mata beberapa kali digunakan oleh polisi untuk menenangkan massa, sementara lebih dari 700 orang telah ditangkap, diikuti dengan penutupan bandara yang belum pernah terjadi sebelumnya minggu lalu. Pasar saham Hong Kong jatuh ke posisi terendah tujuh bulan minggu lalu.

"Akan sangat tidak bijaksana untuk meluncurkan kesepakatan sekarang atau dalam waktu dekat," kata sumber pertama.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...