Masuk ke Malaysia Menuai Pro dan Kontra, Gojek Siapkan Strategi

Cindy Mutia Annur
26 Agustus 2019, 19:37
gojek, ekspansi ke malaysia,
Katadata/desy setyowati
Pimpinan Gojek, yakni Nadiem Makarim dan Andre Soelistyo bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq, dan Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook kemarin (19/8). Go-Jek mendapatkan restu untuk ekspansi ke Malaysia dari kabinet menteri Malaysia. Namun, pelaku usaha sejenis di sana menentang kehadiran Go-Jek di negerinya.

Kehadiran perusahaan ride hailing Gojek menuai banyak penolakan di Malaysia, mulai dari perusahaan pesaing hingga instansi agama di wilayah setempat. Namun, manajemen decacorn asal Indonesia ini tetap optimistis menanggapi masalah tersebut.

Head of Regional Government Relations Gojek, Muhammad Chairil mengatakan, terkait pro dan kontra yang terjadi di Negeri Jiran tersebut, ia yakin ada solusi untuk mengatasinya. "Intinya, kami berusaha untuk memberikan dampak sosial kepada masyarakat yang ada di mana pun," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (26/8). 

Chairil mengatakan, perusahaan akan mencoba menyiasati berbagai strategi untuk bisa hadir di negara tersebut, baik berdasarkan arahan langsung dari otoritas Malaysia ataupun dari mereka sendiri. "Kami akan mengikuti di mana kami akan berusaha mengembangkan suatu usaha. Kami akan turut pada kearifan lokal dan aturan yang ada di negara tersebut," ujarnya.

(Baca: Heboh Gojek di Malaysia: Soal Syariat Islam, Pesaing Lokal, Gaya Duduk)

Sebelumnya, kabinet menteri Malaysia telah mengizinkan Gojek untuk menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) di Negeri Jiran. Namun, kehadiran decacorn Tanah Air ini menuai pro dan kontra.

Penyedia taksi online di Malaysia MyCar misalnya, ingin agar pemerintah mempertimbangkan kembali izin tersebut. Pendiri MyCar Noah Maideen mengatakan, regulator perlu memperhatikan faktor keamanan dan norma.

Selain itu, menurutnya kehadiran Gojek akan menciptakan persaingan bisnis yang tidak sehat. “Sebagai perusahaan yang baru beroperasi selama satu setengah tahun, tidak disarankan untuk bersaing dengan korporasi asing yang telah beroperasi lebih dari delapan tahun," katanya dikutip dari New Straits Times, Jumat (24/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...