Rupiah Melemah Terseret Kecemasan Investor Tunggu Kebijakan Eropa
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Senin (9/9) melemah 0,13% ke posisi Rp 14.052 per dolar AS. Pelemahan rupiah seiring penguatan indeks dolar AS akibat pasar yang menunggu kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).
Mengutip Bloomberg, indeks dolar 0,15% ke level 98,42. Sementara mata uang negara-negara Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yuan China menguat 0,25%, ringgit Malaysia 0,16%, rupee India 0,03%, baht Thailand 0,07%, dan dolar Singapura 0,01%. Sementara peso Filipina melemah 0,4%, korea Won turun 0,04%, dolar Taiwan 0,01%, dan dolar Hong Kong 0,03%, dan yen Jepang 0,07%.
Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan rupiah hari ini kembali melemah akibat indeks dolar yang mengalami penguatan. "Pasar masih ragu dan menunggu kepastian kebijakan moneter dari hasil pertemuan ECB yang akan dirilis pada Kamis (12/9),"ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (9/9).
(Baca: Soal Konglomerasi Keuangan, Ini Bisnis Gemuk Bank-Bank Besar)
Ia melanjutkan, ECB diprediksi memangkas suku bunga deposito perbankan dan menggelontorkan stimulus, termasuk pembelian obligasi kembali. Hal ini dilakukan guna mendorong ekonomi negara di zona Euro yang tengah mengalami perlambatan.
Sentimen lain, menurut Ibrahim, datang dari ekspektasi bahwa Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas tingkat suku bunga acuan dalam pertemuannya pekan depan. "Ekspektasi tersebut datang seiring dengan lemahnya pasar tenaga kerja AS," kata Ibrahim.
(Baca: Lima Catatan dalam Potret Ekonomi Indonesia 2014-2018)
Selain itu, sentimen juga datang dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang tengah kehilangan upaya lain untuk mengadakan pemilihan umum. Ini berarti pemilihan tidak akan diadakan setelah batas waktu Brexit 31 Oktober 2019.
Ia memperkirakan rupiah pada transaksi besok berpeluang menguat walaupun tipis dalam rentang Rp 14.020 - Rp 14.090 per dolar AS.