IHSG Sesi I Turun 0,57%, Dibayangi Aksi Demostrasi Mahasiswa
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I siang ini, Senin (30/9), terkoreksi 35,61 poin atau 0,57% ke level 6.161,27. Koreksi IHSG salah satunya dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri dengan maraknya aksi demonstrasi mahasiswa.
Disamping itu, kondisi eksternal yang kurang kondusif juga turut menekan laju IHSG sepanjang pekan ini, seperti kondisi politik yang memanas di Amerika Serikat (AS) terkait pemakzulan Presiden Donald Trump, serta perkembangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang berpotensi semakin panas.
“Pergerakan IHSG pekan ini diperkirakan rawan melemah (turun) akibat memanasnya politik di AS terkait pemakzulan Presiden Trumo dan akse demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah,” kata analis Valbury Sekuritas Alfiansyah, Senin (30/9).
Seperti diketahui mahasiswa berencana kembali menggelar aksi demonstrasi di depan gedung parlemen RI untuk menolak pengesahan revisi Undang-Undang (UU) tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan revisi UU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
(Baca: IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Saham Konsumer Masuk Rekomendasi)
Pada aksi demonstrasi sebelumnya, yakni pada Senin (23/9) yang berlangsung hingga Selasa (24/9), pasar bereaksi negatif dengan IHSG terkoreksi hingga 1,51% dibandingkan posisi penutupan Jumat (20/9) ke level 6.137,61 serta investor asing menarik dananya dari bursa hingga nyaris Rp 1 triliun.
Sementara itu dari eksternal, ketidakpastian masih menyelimuti dari kondisi politik di AS. Posisi Donald Trump sebagai presiden berada di ujung tanduk lantara parlemen AS kini memulai langkah penyelidikan mosi tidak percaya alias impeachment untuk untuk memakzulkan presiden kontroversial itu.
Trump diduga menyalahgunakan kekuasaannya berdasarkan catatan percakapan dirinya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Dari transkrip percakapan tersebut terungkap bahwa Trump menekan Zelenskiy agar berkoordinasi dengan Jaksa Agung AS dan pengacara pribadinya untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden.
Meski perundingan dagang dengan Tiongkok terus berlangsung, pemerintahan Trump dikabarkan tengah merancang taktik baru untuk menekan Tiongkok dari sisi keuangan. Termasuk salah satunya yaitu menendang saham-saham perusahaan Tiongkok yang melantai di Wall Street.
(Baca: Aksi Demonstrasi di DPR, Asing Jual Saham di Bursa Nyaris Rp 1 Triliun)
Berita tersebut tak pelak langsung memukul saham-saham perusahaan Tiongkok di Wall Street, dengan saham Alibaba Group dan JD.com turun paling besar, masing-masing 5,15% dan 5,95%. Bursa saham Tiongkok, Shanghai Composite hingga siang ini pun terkoreksi sebesar 0,18%.
Bahkan Wall Street sendiri merespon kabar tersebut secara negatif. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (27/9), Nasdaq turun lebih dari 1%, tepatnya 1,13%, sedangkan S&P 500 turun 0,53% dan Dow Jones turun 0,26%.
Namun tidak hanya indeks Shanghai yang terkoreksi. Mayoritas bursa utama Asia siang ini bergerak lebih rendah. Hanya indeks Hang Seng dan Kospi yang naik, masing-masing 0,66% dan 0,51%. Lainnya, Strait Times turun 0,23%, Nikkei jatuh 0,83%, termasuk IHSG yang turun 0,57%.
(Baca: IHSG Terjun 1,11% Tertekan Aksi Demonstrasi Mahasiswa)