XL Axiata Pakai Teknologi Huawei untuk Kelola Jaringan 2G hingga 5G
Perusahaan telekomunikasi, XL Axiata menggandeng Huawei Technologies dalam mengembangkan teknologi jaringan inti (core network). Lewat produk perusahaan asal Tiongkok ini, operator bisa mengelola lalu lintas jaringan 2G hingga 5G.
Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan, jaringan 5G semakin dibutuhkan karena memiliki kapasitas layanan data yang besar. Kecepatan transfer datanya pun lebih cepat dibanding generasi internet sebelumnya.
Alhasil, tingkat keterlambatan pengiriman data (latensi) lebih rendah. Karena itu, XL Axiata mengadopsi teknologi core network dari Huawei ini untuk mendukung jaringan 5G di layanannya.
"Nantinya, core network 5G upgradable berbasis cloud dan telah tervirtualisasikan ini diharapkan dapat mendukung XL Axiata dalam mengelola lalu lintas di jaringan 2G, 3G, dan 4G dengan satu core network," kata dia dalam siaran pers, Kamis (17/10).
Selain itu, XL Axiata bekerja sama dengan Huawei dalam hal penyediaan solusi jaringan end-to-end di Jakarta. Solusi ini juga mengimplementasikan jaringan 5G.
(Baca: XL Axiata Target Peningkatan Kualitas Jaringan 5G Capai 70% pada 2020)
Dian menjelaskan, kebutuhan layanan data di Indonesia kian meningkat. Karena itu, ia optimistis bahwa kolaborasi dengan Huawei bakal memperkuat posisinya di pasar, sekaligus memenuhi kebutuhan pelanggan.
Presiden Huawei Indonesia Jacky Chen menambahkan, 82% pegawainya merupakan talenta lokal. "Kami yakin bahwa dengan dukungan infrastruktur digital yang canggih, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang diidamkan," kata dia.
Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) ini pun dilakukan oleh Dian dan Jacky di di kantor pusat Huawei di Bantian, Shenzhen, Tiongkok, Kamis (17/10). Acara ini isaksikan oleh President of Asia Pacific Huawei Tian Feng.
Huawei sempat memperkirakan bahwa adopsi internet jaringan 5G di Indonesia bisa lebih cepat dari 2022. Salah satu faktor pendukungnya adalah infrastruktur yang sudah terbangun, seperti Palapa Ring atau dikenal dengan Tol Langit.
(Baca: Huawei Proyeksi Adopsi Jaringan 5G di Indonesia Paling Lambat 2022)
Selain itu, jaringan serat atau fiber hingga menara pemancar alias base transceiver station (BTS) sudah tersedia di Tanah Air. “Yang paling penting saat ini adalah regulasi dan spektrumnya. Nah, itu yang menjadi tantangan," kata Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia Mohamad Rosidi kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (31/7).
Untuk itu, menurutnya pemerintah perlu menetapkan spektrum atau frekuensi yang pas untuk 5G dan membuat regulasinya. Tentunya dengan mempertimbangkan dari sisi bisnis. “Apakah bisnis itu potensial?” kata dia.
Pada umumnya, ada tiga komponen penting dalam menerapkan 5G di Indonesia yaitu bisnis, regulasi, dan infrastruktur. Jika ketiga hal ini sudah siap, masyarakat bisa segera mengadopsi 5G.