Sri Mulyani Kembali Jadi Menkeu, Rupiah Menguat ke 14.040 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Selasa (22/10) menguat 0,28% ke level Rp 14.040 per dolar AS dibanding penutupan kemarin sore Rp 14.080 per dolar AS. Penguatan rupiah antara lain ditopang oleh sentimen positif dari kembali ditunjuknya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan.
Meski begitu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp 14.058 per dolar AS., melemah 26 poin dibanding posisi kurs kemarin Rp 14.132 per dolar AS.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, positifnya rupiah hari ini ada hubungannya dengan kedatangan Sri Mulyani Indrawati ke istana. "Sri Mulyani yang sudah menyatakan kembali menjadi Menteri Keuangan periode 2019-2024 sangat sesuai dengan harapan pasar," kata Pieter kepada Katadata.co.id.
Meski begitu, menurut Pieter, Sri Mulyani perlu mengubah pola kebijakannya dalam menghadapi perlambatan ekonomi global. Tanpa perubahan kebijakan, menurut dia, ekonomi Indonesia akan tetap terjebak dalam pertumbuhan 5%.
Ia meminta Sri Mulyani lebih berani mengeluarkan stimulus dalam mendorong perekonomian. Menurut dia, Sri Mulyani harus lebih berani melebarkan defisit dan menghadapi kritik atas terus bertambahnya utang pemerintah.
"Yang kita butuhkan kebijakan countercyclical baik di moneter, fiskal maupun di sektor riil," ucap dia.
(Baca: Kembali Jadi Menkeu, Ini Sederet Pekerjaan Rumah Sri Mulyani)
Sama seperti Pieter, Ekonom Josua Pardede juga turut menilai pasar mengapresiasi konfirmasi Sri Mulyani tetap menjadi Menteri Keuangan. "Dimana pengelolaan fiskal diharapkan tetap kredibel dan dapat mendorong kesinambungan fiskal dengan mengoptimalkan ruang fiskal untuk menjadi stimulus bagi perekonomian," kata Josua kepada Katadata.co.id.
Menurut dia, Sri Mulyani memiliki rekam jejak yang baik dalam pengelolaan kebijakan fiskal. Ini ditandai dengan defisit fiskal tetap terjaga di kisaran 2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir ini.
Peringkat utang Indonesia juga mendapatkan layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional. Dalam lima tahun mendatang, ia pun memperkirakan Sri Mulyani dapat menjawab tantangan perlambatan ekonomi global serta isu struktural. Isu struktural ini dalam rangka mendorong penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan Unit Kegiatan Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Meski begitu, Josua berpendapat bahwa masih banyak tugas penting Sri Mulyani dalam periode selanjutnya. Dalam jangka pendek, Sri Mulyani harus mengelola fiskal dengan menjaga kredibilitas Anggarana Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan mengoptimalkan potensi penerimaan pajak.
(Baca: Masuk Kabinet, Prabowo Dulu Sering Sindir Sri Mulyani soal Utang)
Disaat bersaaman, Sri Mulyani harus mampu mendorong produktivitas belanja pemerintah baik di kementerian dan lembaga serta belanja pemerintah daerah.
. "Kebijakan fiskal lainnya juga turut diarahkan untuk memberikan dorongan pertumbuhan sektor UMKM,"ujarnya.
Pagi ini, Sri Mulyani menjadi orang pertama yang menyambangi istana negara. Usai keluar dari istana, ia pun mengatakan dirinya diminta presiden sebagai Menteri Keuangan periode 2019-2024. Dia menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan tugas yang diembannya sejak 2016.
Sri Mulyani menyatakan akan membantu Jokowi untuk mendorong penciptaan lapangan kerja dan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, Jokowi juga meminta Sri Mulyani meningkatkan ketahanan ekonomi dan mendorong investasi.