Dikabarkan Bakal Disuntik Modal SoftBank, Aruna Mengaku Cari Pendanaan

Cindy Mutia Annur
1 November 2019, 12:20
Dikabarkan bakal dapat investasi dari SoftBank, Aruna mengatakan memang sedang mencari pendanaan
Aruna
Ilustrasi, (Pertama dari kiri) Senior Director NUS Entrepreneurship Centre Prof. Wong Poh Kam, (kedua dari kiri) Senior Director, Kepala Program 10x1000 Tech for Inclusion Ant Financial Jing Huang dan (kelima dari kiri) Regional Portfolio Manager Financial Institutions Group East Asia and the Pacific IFC Mehmet Mumcuoglu menyerahkan sertifikat penghargaan kepada para finalis Alipay-NUS Enterprise Social Innovation Challenge. Dikabarkan bakal dapat investasi dari SoftBank, Aruna mengatakan memang sedang menc

Investor asal SoftBank dikabarkan bakal berinvestasi di Aruna. Startup perikanan ini enggan berkomentar banyak perihal kabar itu. Namun, CEO Aruna Farid Naufal Aslam mengatakan bahwa perusahaannya memang tengah mencari pendanaan.

“Kami bisa komentar kalau sudah ada pernyataan resmi. Saya bisa bilang beberapa bulan ini Aruna memang sedang mencari pendanaan juga untuk fase selanjutnya,” katanya di Jakarta, kemarin (31/10) sore. Ia pun menjanjikan bakal mengumumkan perolehan investasi itu secepatnya.

Advertisement

Ia hanya mengatakan bahwa ada beberapa investor global yang tertarik untuk berinvestasi di perusahaannya. “Tapi, siapa investornya, saya belum bisa memberi tahu sebelum pengumuman resmi,” kata dia.

Aruna juga sempat mendapat hadiah 60 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp 622 juta. Modal itu diperoleh karena Aruna menjadi pemenang dalam kompetisi inovasi sosial yang diadakan oleh Alipay-NUS Enterprise. NUS Enterprise, Alipay, International Finance Corporation (IFC) dan mitra pendukung lainnya juga akan membantu Aruna mengembangkan ide terkait layanannya.

(Baca: Menko Luhut: SoftBank Bakal Investasi di Startup Perikanan, Aruna)

Farid mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang perikanan karena itu banyak investor global yang tertarik. Ia pun optimistis bisa menjadi pemimpin pasar di sektor ini di dunia dalam lima tahun ke depan.

Apalagi permintaan produk perikanan dari para mitra nelayan sudah mencapai pasar internasional seperti beberapa negara di Asia Tenggara, Tiongkok hingga AS. Ia menilai, Tiongkok dan AS merupakan pasar potensial khususnya untuk kepiting dan lobster.

"Mungkin ini efek perang dagang, benyak negara-negara yang kekurangan suplai. Ini kesempatan Indonesia. Persentase (permintaan) di Tiongkok bahkan naik 30-40%,” katanya. Ke depan, Aruna berencana membidik negara-negara di Eropa.

Sejak berdiri pada 2016, Aruna memiliki sekitar 5.073 mitra nelayan yang tersebar berbagai wilayah Indonesia. Kini, perusahaan ingin menggaet nelayan di Maluku Utara.

"Tentunya kami ingin sebanyak-banyaknya, karena total nelayan di Indonesia itu sekitar 3 jutaan," kata dia. Farid mengklaim, perusahaannya mampu meningkatkan pendapatan nelayan hingga delapan kali lipat secara tahunan (year on year/yoy). 

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement