Jokowi Sebut Ramalannya Soal ‘Winter Is Coming’ Jadi Kenyataan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ramalannya terkait munculnya ketidakpastian ekonomi global telah terbukti saat ini. Hal tersebut sebelumnya ia ungkapkan dalam Sidang Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia pada Oktober 2018 dengan mengutip salah satu judul serial Game of Thrones, “Winter is coming”.
“Dalam Annual Meeting IMF-WB (2018), saya menyampaikan bahwa akan datang musim dingin, ‘winter is coming’. Sekarang betul ‘coming’-nya betul-betul ada,” kata Jokowi di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (28/11).
Jokowi menilai pernyataannya itu telah terbukti karena perekonomian dunia sedang mengalami penurunan. Bahkan, pelemahan ekonomi dunia diperkirakan bakal tetap terjadi hingga tahun depan.
(Baca: Jokowi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Hanya 5,04-5,05 Persen )
Akibat lesunya perekonomian global, beberapa negara bahkan harus mengalami resesi. Kepala Negara menyebut ada negara yang pertumbuhan ekonominya turun dari 7% menjadi di bawah 0%.
“Ada juga yang turun dari 4% jadi 0% di dekat-dekat kita. Ini merupakan kenyataan yang harus kita hadapi dan dicarikan solusinya,” kata Jokowi.
Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengungkapkan hal senada. Dia mengakui ramalan Jokowi terkait ‘winter is coming’ telah menjadi kenyataan. Hal ini dibuktikan dengan kondisi ekonomi global yang semakin tidak ramah.
Selain itu, perang dagang antara Tiongkok-Amerika terbukti berdampak buruk terhadap banyak negara. “Peringatan Bapak Presiden dalam Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali pada Oktober tahun lalu menjadi kenyataan. Musim dingin telah tiba. Kita harus mampu menghadapinya,” ucap Perry.
(Baca: Waspadai Perlambatan Ekonomi Global)
Jokowi sebelumnya menyatakan bahwa negara ekonomi maju dalam beberapa dekade telah mendorong negara ekonomi berkembang untuk “membuka diri” dan ikut dalam perdagangan bebas dan keuangan terbuka. Globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional ini, menurutnya telah memberikan banyak keuntungan.
“Namun akhir-akhir ini, hubungan antar negara-negara ekonomi maju, semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones,” ujarnya dalam Sidang Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018.
Ia menilai ada keretakan dalam aliansi antar negara-negara maju. Lemahnya kerjasama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah, seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.
Kepala Negara menyampaikan, beberapa negara maju di dunia bertindak seperti great houses dalam serial Game of Thrones. Mereka berperang satu sama lain untuk memperebutkan tahta besi, atau Iron Throne.
Ia mencontohkan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Perebutan kehidupan antara great houses bagai roda besar yang berputar. Sementara house yang satu berjaya, lainnya akan mengalami kesulitan.
Jika itu terjadi, menurut Jokowi, tidak penting lagi siapa yang menduduki iron throne. “Yang penting adalah kekuatan Bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda yang menyengsarakan kita semua,” tuturnya.
Menurut riset Fitch Ratings dan Oxford Economics, eskalasi perang dagang menjadi ancaman nyata bagi pertumbuhan global. Meksiko menjadi negara yang paling terpengaruh oleh perang dagang tersebut.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Meksiko diprediksi berkurang 0,25% pada 2020. Demikian juga beberapa negara lainnya, sebagaimana yang ditampilkan dalam databoks berikut.