Erick Thohir Akan Gabung 85 Hotel BUMN, Siapa Saja Pemiliknya?
Setelah merombak beberapa jararan direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara, Menteri BUMN Erick Thohir memiliki target baru. Ia ingin membereskan anak usaha, hingga cucu dan cicit seluruh perusahaan pelat merah.
Kebanyakan dari perusahaan turunan itu melenceng dari bisnis intinya. Salah satu yang menjadi sorotan Erick adalah BUMN yang memiliki hotel. Ia menghitung ada 85 hotel dari berbagai jenis perusahaan.
Erick berencana akan menggabungkan semuanya. “Jadi, para pemilik perusahaan itu punya saham di unit yang baru ini,” katanya di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (13/12).
Skema lain yang menjadi pilihannya adalah hotel-hotel itu digabung dengan beberapa BUMN. Tujuannya, agar perusahaan, terutama yang sudah tercatat di lantai saham atau go public, lebih transparan.
Dengan jumlah 85 hotel, menurut dia, sebenarnya BUMN adalah pemain terbesar bisnis perhotelan di Indonesia. Sayangnya, karena tidak dijalankan dengan baik menjadi kurang terasa manfaatnya.
(Baca: Kementerian BUMN Bakal Batasi Direksi Jabat Komisaris di Anak Usaha )
Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno, pada 2016 lalu sebetulnya telah membentuk konsolidasi seluruh hotel yang dimilik BUMN. Sinergi ini di bawah coordinator PT Hotel Indonesia Group (Persero) atau HIN.
Perusahaan itu memiliki bisnis hotel bernama Inna Hotels & Resorts. Jumlahnya sekarang mencapai 14 unit, termasuk Inaya Putri Bali, Grand Inna Kuta, Grand Inna Padang, Grand Inna Bali Beach, Grand Inna Malioboro, dan Grand Inna Samudra Beach.
BUMN yang memiliki hotel lainnya sebagai berikut:
1. PT Pertamina (Persero)
Melalui anak usahanya, PT Patra Jasa, perusahaan memiliki bisnis hotel dan gedung kantor. Yang cukup popular adalah The Patra Bali Resort & Villas di Kuta. Lalu, ada Patra Semarang, Patra Comfort Bandung, Patra Comfort Jakarta, Patra Comford Anyer, dan Patra Comfort Parapat.
2. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Maskapai penerbangan ini memiliki anak usaha di bisnis perhotelan bernama PT Aero Wisata. Di lini bintang lima terdapat Prama Grand Preanger Bandung, Prama Sanur Beach Bali, dan Prama Sthala ubud Bali. Untuk kelas menengah, ada Kila Seniggi Beach Lombok.
Di bawah kelas itu, perusahaan memiliki jaringan hotel bernama Asana. Contoh hotelnya adalah Asana Grove Yogyakarta, Asana Kawanua Jakarta, Asana Grand Pangrango Bogor, Asana Agung Putra Bali, dan Asana Nevada Ketapang.
3. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
Produsen baja ini punya hotel yang lokasi The Royale Krakatau Hotel. Lokasinya pun sama dengan pabrik perusahaan, di Cilegon, Banten. Di bawah anak usahanya, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, perusahaan juga memiliki The Royale Krakatau Golf, Krakatau Water World, dan perumahan Grand Rakata.
(Baca: Sempat Bingung BUMN Punya Banyak Hotel, Ini Rencana Erick Thohir)
4. PT KAI
Melalui PT KA Pariwisata, perusahaan kereta api itu memiliki Hotel Rail Transit Suite di Stasion Gambir, Jakarta. Lalu, KAI juga mempunya PT KA Properti Manajemen yang akan membangun sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat.
5. PT Pembangunan Perumahan Tbk atau PT PP
Hotel yang dimiliki perusahaan yang bergerak di bisnis properti kerap memakai nama Park. Contohnya, Park Hotel Jakarta, Prime Park Hotel Bandung, dan Pekanbaru Park.
6. PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sebanyak tiga hotel yang perusahaan punya, melalui PT Waskita Karya Realty. Ketiga hotel itu adalah Teraskita Hotel Jakarta, Teraskita Boutique Bandung, dan Teraskita Hotel Makassar.
(Baca: Ini Alasan Erick Thohir Melarang Pemberian Cinderamata saat RUPS BUMN)
7. PT Angkasa Pura I
Pengelola bandar udara ini memiliki tiga hotel, melalui PT Angkasa Pura Airport, yaitu Ibis Budget Surabaya Airport, Ibis Budget Makassar Airport, dan Novotel Bali Airport.
8. PT Pegadaian
Pada 2015, perusahaan membentuk anak usaha bernama PT Pesonna Indonesia Jaya. Beberapa di antaranya adalah Pesonna Hotel Malioboro Yogyakarta, Pesonna Hotel Pekanbaru, Pesonna Hotel Tugu Yogyakarta, Pesonna Hotel Ampel Surabaya, Pesonna Hotel Semarang, dan Pesonna Hotel Makassar.