Posyandu dan Posbindu, Senjata Margomulyo Berantas PTM dan Gizi Buruk

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
13 Desember 2019, 15:15
Desa Margomulyo
Katadata

Ada metafora yang mengatakan, tanah Papua diciptakan Tuhan dalam keadaan bahagia. Ungkapan kiasan ini ditujukan untuk memuji keindahan alam yang ada. Oransbari misalnya, sebanyak 14 kampung di distrik ini dikelilingi hutan, pegunungan dan langsung berhadapan dengan lautan lepas Samudera Pasifik. Terbayang betapa di wilayah ini minim polusi udara.

Namun, keasrian lingkungan yang ada di distrik yang masuk area Provinsi Papua Barat tersebut belum selaras dengan kualitas kesehatan masyarakatnya. Warga dibayangi masalah kesehatan yang dilatarbelakangi penyakit tidak menular (PTM). Kondisi semacam ini sempat dihadapi salah satunya oleh Kampung Margomulyo yang dihuni sekitar 149 kepala keluarga.

Advertisement

“Kami melihat bahwa orang-orang di kampung kami ini, banyak yang ketika datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi sangat parah, sudah harus dibopong. Untuk pemeriksaan awal (penyakit) banyak yang belum peduli,” kata Kepala Kampung Margomulyo Imam Muslim.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian terbanyak pada saat ini dibandingkan dengan era 1990-an. Persentase PTM sebagai penyebab kematian sekitar 69,91 persen pada 2017.

Meski demikian, warga Margomulyo berkomitmen untuk menanganinya dengan cara menyempurnakan layanan kesehatan yang ada. Bentuk riil inovasi di bidang kesehatan di sana berupa Posyandu untuk balita, serta Posbindu (pos bimbingan terpadu) untuk anak-anak dan orang dewasa.

Posyandu atau Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu hadir lebih dulu sejak 2015. Fokusnya ialah menyelenggarakan kegiatan kesehatan dasar dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu petugas kesehatan. Untuk menyempurnakan layanan yang ada, Kampung Margomulyo kemudian menghadirkan Posbindu pada pengujung 2016. Implementasi inovasi ini semakin diperkuat ketika Margomulyo mengikuti bursa inovasi desa pada 2017.

“Hasil dari Bursa Inovasi Desa, kami tuangkan dalam kartu komitmen. Kartu komitmen ini yang kemudian saya utarakan dalam forum masyarakat desa. Dan masyarakat juga antusias untuk melaksanakan program itu karena mereka juga sangat peduli terhadap kesehatannya,” ujar Imam.

Kepengurusan Posbindu dan Posyandu dibuat terpisah. Sebanyak tujuh orang menjadi pengurus Posbindu dan lima orang yang menjadi kader Posyandu. Kegiatan masing-masing layanan kesehatan ini digelar sebulan sekali.

Imam menjelaskan, nilai plus Posyandu di Margomulyo ialah adanya layanan kunjungan rumah bagi orang tua yang tidak bisa membawa balitanya ke lokasi penimbangan berat badan. Sementara itu, keunggulan Posbindu yaitu adanya ketersediaan obat-obatan dan dokter yang terjun langsung menyapa masyarakat di kampung.

Sejak kehadiran posyandu dan posbindu risiko atas ibu hamil, kekurangan gizi pada balita, serta kematian akibat penyakit tidak menular tercatat mengalami penurunan. Sebelum 2015 jumlah kehamilan berisiko sebanyak tujuh orang, gizi buruk tiga balita, kematian akibat PTM ada lima kasus. Selama 2016 – 2019 menyusut menjadi nihil untuk gizi buruk, ibu hamil berisiko hanya satu orang, sedangkan kematian akibat PTM tercatat dua kasus.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement