Jokowi Tak Akan Bangun Pabrik di Kawasan Ibu Kota Baru
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan tak akan membangun klaster industri di sekitar wilayah ibu kota baru. Wajah ibu kota baru bakal berbeda dengan Jakarta yang dikelilingi kawasan industri seperti Karawang, Cikarang, dan Tangerang.
“Tidak ada klaster industrinya di ibu kota negara baru, enggak ada pabrik. Itu perlu saya tekankan,” kata Jokowi di Hotel Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12).
Jokowi mengatakan, beberapa klaster yang ada di ibu kota baru, yakni pemerintahan, pendidikan, riset, inovasi, bisnis, dan semi-bisnis. Rencananya, klaster pemerintahan seluas 5600 hektar akan mulai dibangun tahun depan.
(Baca: Dilengkapi Tol, Jokowi: Akses Ibu Kota Baru dari Balikpapan 30 Menit )
Bersamaan dengan itu, pemerintah akan membangun infrastruktur dasar. “Sehingga klaster pemerintahan yang kita harapkan pada 2023 sudah bisa diselesaikan paralel dengan transportasi umum, air baku, dan listrik,” kata Jokowi.
Untuk klaster lainnya, Jokowi menyebut pemerintah akan mengajak swasta untuk membangunnya. Atas dasar itu, bakal ada skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta investasi untuk berbagi klaster tersebut.
Jokowi mengatakan, skema tersebut dilakukan agar pembangunan ibu kota baru tak membebani anggaran negara. Bappenas sebelumnya memperkirakan, butuh dana Rp 323 triliun hingga Rp 466 triliun untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta.
Dalam rencana awal Bappenas, hanya 19,2% dana pemindahan ibu kota berasal dari APBN. Selebihnya, sebesar 54,6% bakal didanai melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha, sedangkan 26,2% lainnya murni dari investor swasta.
(Baca: Jokowi Sebut Dirinya Bagi-bagi Proyek Bangun Ibu Kota Baru)
Salah satu investor yang disebut tertarik mendanai proyek pemindahan ibu kota yakni perusahaan ventura asal Jepang, Softbank Group. Hal ini dibenarkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
"Ya, salah satunya (Softbank)," kata Suharso usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/12).
Selain Softbank, ia mengklaim ada banyak perusahaan lain yang ingin ambil bagian dalam pembangunan ibu kota baru. Namun, ia menjelaskan, belum ada kepastian siapa-siapa saja yang betul-betul akan terlibat. Sebab, rencana pembangunan ibu kota baru masih dalam kajian.
"Wong gambarannya belum. kalau sudah firmed, tentu orang bilang, 'oh ya saya mau ini'," kata Suharso. (Baca: Mantan Bos Bank Dunia Incar Proyek Infrastruktur RI Rp 42 Triliun)