ENI Lepas 20% Hak Partisipasi Blok East Sepinggan ke Neptune Energy
Perusahaan energi asal Italia, ENI melalui anak perusahaannya Eni East Sepinggan Limited, telah merampungkan pengalihan 20% hak partisipasi (perticipation interest) di Blok East Sepinggan ke anak perusahaan Neptune Energy Group Limited yakni Neptune Energy East Sepinggan BV.
"Sekarang tinggal menunggu approval dari Kementerian ESDM," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa di Jakarta, Jumat (03/01) saat dikonfirmasi Katadata.co.id mengenai hal tersebut.
Dengan begitu, kini ENI memegang hak partisipasi sebesar 65% dan akan terus menjadi operator di wilayah kerja Blok East Sepinggan, termasuk dalam pengembangan Lapangan Merakes dan penemuan Merakes East. Sedangkan PT Pertamina Hulu Energi East Sepinggan dan Neptune Energy East Sepinggan BV masing-masing 15% dan 20%.
(Baca: ENI Lepas Hak Partisipasi di Blok East Sepinggan dan Blok East Ganal)
Adapun proyek pengembangan Lapangan Merakes, di Blok East Sepinggan terdiri dari pengeboran dan konstruksi sumur bawah laut dengan sistem transportasi khusus di kedalaman air 1.500 m yang terhubung ke floating production unit (FPU) Jangkrik yang terletak 35 km di timur laut.
Produksi gas akan dikirim ke kilang LNG Bontang dengan menggunakan semua fasilitas lain yang ada di lapangan Jangkrik serta jaringan transportasi di Kalimantan Timur. Produksi baru ini juga akan berkontribusi pada perpanjangan umur pabrik.
ENI menyatakan transaksi ini akan semakin memperkuat kerja sama dengan Neptune Energy di Indonesia. Kedua perusahaan energi ini diketahui bermitra pada beberapa proyek hulu migas, salah satunya yaitu Blok Muara Bakau yang mencakup Lapangan Jangkrik di Cekungan Kutai, lepas pantai Kalimantan Timur. Di Blok ini Eni menguasai 55% hak partisipasi.
ENI juga menyebut transaksi ini sebagai keberhasilan strategi dual exploration model perusahaan, yang terdiri dari penjualan saham minoritas dengan tetap mempertahankan kontrol dan operator, dan pengembangan jalur cepat cadangan yang ditemukan.
(Baca: ENI Rampungkan Pengeboran Dua Sumur Blok Muara Bakau)
Strategi ini memungkinkan monetisasi yang lebih cepat dari keberhasilan eksplorasi. Adapun ENI telah mampu memonetisasi lebih dari US$ 10 miliar dari eksplorasi pada rentang 2013 hingga 2019.
Perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2001 ini memiliki portofolio aset yang besar dalam eksplorasi, produksi dan pengembangan. Kegiatan produksinya terletak di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur, dan melalui lapangan Jangkrik, di wilayah kerja Muara Bakau, yang menghasilkan lebih dari 600 juta standar kaki kubik per hari.