Iran Beri Sinyal Balas AS, Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo

Agatha Olivia Victoria
6 Januari 2020, 17:06
Iran Beri Sinyal Balas serangan AS, Rupiah dan Mata Uang Asia Loyo
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Nilai tukar rupiah melemah 0,1% menjadi Rp 13.944 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan sore ini (6/1). Analis menilai, rupiah melemah karena Iran memberikan sinyal bakal membalas serangan AS.

Selain rupiah, mayoritas mata uang Asia melemah sore ini. Mengutip Bloomberg, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan 0,15%, won Korea Selatan 0,43%, rupee India 0,36%, yuan Tiongkok 0,11%, dan ringgit Malaysia 0,07%.

Meski begitu, ada beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS. Di antaranyaYen Jepang naik 0,12%, dolar Hong Kong 0,09%, peso Filipina 0,05%, dan baht Thailand 0,11%.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah turun 62 poin ke level Rp 13.961 per dolar AS. (Baca: Dampak Ekonomi Konflik AS-Iran, Harga Minyak hingga Bitcoin Melonjak)

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menilai, isu Iran menjadi salah satu faktor rupiah melemah. "Terutama kabar Iran akan balas dendam ke AS," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (6/1).

Di satu sisi, menurut Lukman, Bank Indonesia (BI) tidak akan membiarkan rupiah menguat terlalu jauh. "Karena akan meningkatkan volatilitas," ujarnya.

Selama sepekan kemarin, mata uang Garuda memang terus menguat ke arah Rp 13.800 per dolar AS. Dari sejarahnya, rupiah sangat volatil apabila dibiarkan menguat atau melemah jauh.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...